Perlambatan Uang Kartal Sejalan dengan Hasil Survei Konsumen

Bisnis.com,31 Okt 2019, 17:26 WIB
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia menyatakan, melambatnya uang beredar September 2019 sejalan dengan hasil Survei Konsumen pada September 2019 yang menyatakan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) menurun dibandingkan dengan sebelumnya meski masih dalam taraf optimistis.

Dilansir dari Bank Indonesia, Kamis (31/10/2019), komponen uang beredar dalam arti luas (M2), tumbuh melambat pada September 2019 hanya 7,1% (yoy).

Adapun perlambatan ini terjadi pada uang kuasi, dan surat berharga selain saham. BI memerinci, bahwa uang kuasi memiliki pangsa terhadap M2 sebesar 74,4%, dengan nilai Rp4.468,8 triliun.

BI pun memerinci bahwa pertumbuhan dana float (saldo) uang elektronik yang diterbitkan bank mengalami penurunan, dari 2,4% (yoy) pada Agustus, menjadi -8,9% (yoy) pada September 2019. Adapun saldo tercatat Rp2,3 triliun atau hanya 0,16% dari komponen uang dalam arti sempit (M1).

Secara rinci, untuk posisi uang kartal di masyarakat, di luar perbankan dan BI, pada September tercatat Rp614,3 triliun, melambat menjadi 4,0% (yoy) dari Agustus 2019 sebesar 5,9% (yoy).

“Perlambatan kartal ini sejalan dengan hasil Survei Konsumen pada September 2019 yang menyatakan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini menurun dibandingkan bulan sebelumnya,” tulis BI.

BI menyatakan secara umum, perlambatan M2 ini dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan simpanan berjangka dan giro valuta asing (valas).

Masih dari laporan yang sama, Bisnis.com mencatat, surat berharga selain saham juga melambat 45,4% (yoy) menjadi 39,1% (yoy) pada September ini. Hal ini disebabkan oleh perlambatan kewajiban akseptasi perbankan kepada korporasi non bank dalam rupiah.

Dalam laporan yang sama, BI juga mencatat, uang beredar dalam arti sempit (M1), September memang meningkat 6,9% (yoy) dari sebelumnya 6,6% (yoy) pada Agustus. Faktor pendorong peningkatan adalah giro rupiah sebesar 9,0% (yoy), dari bulan sebelumnya 7,1% (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Achmad Aris
Terkini