WNI Asal Bawean Meninggal Saat Antre Urus Paspor di KBRI Kuala Lumpur

Bisnis.com,01 Nov 2019, 14:13 WIB
Penulis: Denis Riantiza Meilanova
Petugas Kementerian Luar Negeri bersama BNP2TKI mendata Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Arab Saudi setibanya di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (10/6)./Antara-Muhammad Iqbal

Bisnis.com, JAKARTA - Seorang warga negara Indonesia (WNI) meninggal dunia saat sedang mengantre untuk mengurus paspor di Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur pada Kamis (31/10/2019) malam.

Menurut keterangan KBRI Kuala Lumpur melalui akun resmi Facebooknya, WNI tersebut bernama Tamam bin Arsyad, pemegang IC merah atau permanent resident.

Pada saat kejadian, sekitar pukul 18.45 waktu setempat, beberapa WNI tengah bersiap untuk antre pengambilan nomor antrean paspor. KBRI menyebut Tamam duduk di lantai di baris paling depan menunggu pintu dibuka. Namun, dia tiba-tiba lunglai dan langsung tergeletak di lantai.

"Pemohon yang kebetulan berada di belakangnya pun langsung menolong beliau. Setelah ditidurkan di lantai, tidak lama beliau menghembuskan nafas terakhir," tulis KBRI.

"KBRI langsung menghubungi PDRM (Polisi Diraja Malaysia) dan Ambulance. Petugas medis yang datang melakukan pemeriksaan dan memastikan beliau telah wafat," lanjut KBRI.

Pihak KBRI telah menghubungi keluarga Tamam dan menyampaikan kabar duka tersebut.

Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah menyampaikan keprihatinannya atas berita duka tersebut. Melalui unggahan Facebooknya, ia mengatakan bahwa ia mendapat kabar Tamam yang merupakan warga asal Bawean, Jawa Timur, meninggal dunia di trotoar KBRI. Tamam diketahui memiliki riwayat jantung berdasarkan info keluarga.

Anis kemudian menggarisbawahi mengenai antrean paspor di KBRI Kuala Lumpur. Menurutnya, antrean paspor di sana sudah sejak lama menggelisahkan karena antrean yang begitu panjang.

"Gimana tidak, sejak jam 12 siang teman-teman buruh migran sudah harus ngambil antrian dan antri hingga larut malam untuk dapat nomor dan menunggu untuk proses parsporan keesokan harinya. Mereka banyak yang datang dari jauh dan terpaksa menunggu di trotoar. Bisa dibayangkan angin malam menemani dan mengancam. Apalagi mereka yang datang seusai kerja dan lembur," tulisnya.

Dia berharap dengan adanya kejadian yang menimpa Tamam bisa menjadi bahan evaluasi Kementerian Luar Negeri, bagian imigrasi, dan KBRI Kuala Lumpur untuk memperbaiki mekanisme antrean paspor.

Mengutip Antara, data di Imigrasi KBRI Kuala Lumpur menunjukkan jumlah antrean pengurusan nomer antrean tiap malam sekitar 500 orang.

KBRI Kuala Lumpur dalam upaya meningkatkan pelayanan dan perlindungan WNI telah melakukan berbagai inovasi seperti pelayanan 24 jam, pengambilan nomer antrean secara daring, SMS gateway, pengiriman paspor melalui pos, pembinaan WNI bermasalah di shelter, pembangunan Community Learning Center (CLC).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini