Jungle Ventures Tutup Penggalangan Dana Ketiga Sebesar US$240 juta

Bisnis.com,01 Nov 2019, 11:23 WIB
Penulis: Rahmad Fauzan
Ilustrasi investasi/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu perusahaan modal ventura tahap awal terbesar di Asia Tenggara, Jungle Ventures, telah menutup penggalangan dana ketiga, Jungle Ventures III, dengan mengumpulkan total pendanaan sebesar US$240 juta, termasuk $ 40 juta yang diperoleh secara terpisah dalam komitmen akun kelolaan (managed account).

Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Kamis (31/10/2019), dana tersebut akan diinvestasikan pada berbagai perusahaan berteknologi inovatif dan bisnis digital di Asia Tenggara. Jungle Ventures telah mengumpulkan pendanaan dengan jumlah dua kali lipat lebih besar dari pendanaan sebelumnya, Jungle Ventures II pada 2016, dengan hampir 60% pendanaan berasal dari luar Asia.

Selain itu, lebih dari 90% modal berasal dari investor institusional yang mencakup Amerika Utara, Eropa, Timur Tengah dan Asia.

Adapun, jumlah investor baru mengambil porsi hampir 70% dari penggalangan dana investasi ini, dan sisanya merupakan investor yang telah bergabung sejak sebelumnya.

Kalangan investor tersebut berasal dari sektor dana abadi (endowment), funds of funds, dan lembaga keuangan untuk program pembangunan hingga pengelola aset keluarga yang strategis (strategic family office) dan pelaku sektor teknologi yang ternama.

Investor yang tergabung dalam pendanaan Jungle Ventures meliputi DEG, lembaga pembiayaan pembangunan Jerman; IFC, anggota World Bank Group; Bualuang Ventures, perusahaan modal ventura milik Bangkok Bank; FMO, bank pembangunan Belanda; Cisco Investment, Temasek Singapura, serta beberapa nama investor lainnya.

Co-Founder and Managing Partner Jungle Ventures Amit Anand mengatakan meningkatnya penetrasi internet, perubahan demografis, dan penggunaan teknologi satu seluler selama dekade terakhir, kawasan Asia Tenggara saat ini menjadi pasar yang lebih homogen dengan lebih dari 250 juta anak muda yang terkoneksi dengan internet, bila dibandingkan dengan pasar lain yang sudah lebih 'maju'.

"Kami menyaksikan adanya perubahan pasar dan kami mengutamakan sejumlah perusahaan yang mulai menjadi pemimpin di satu pasar," ujar Anand.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Wike Dita Herlinda
Terkini
'