Bisnis.com, JAKARTA -- Modal usaha adalah aspek penting dalam memulai sebuah bisnis baru.
Tidak hanya itu, modal usaha juga masih diperlukan untuk bisnis yang sudah berjalan. Karena tanpa modal yang cukup, usaha yang sudah dibangun juga akan kesulitan untuk tumbuh dan berkembang. Bagi bisnis yang sudah berjalan baik, modal tersebut bisa digunakan untuk memperbesar kapasitas kerja sebuah bisnis.
Di sisi lain, usaha yang memiliki masalah arus kas (cash flow) dapat mempergunakan modal tersebut agar tetap beroperasional sehingga bisnis tetap berjalan seperti biasa. Masalah dengan arus kas ini lazim dijumpai pada Usaha Kecil Menengah (UKM).
Para pemilik UKM tersebut pun seringkali kesulitan untuk mencari pinjaman modal usaha. Untungnya, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi, proses peminjaman modal usaha menjadi relatif lebih cepat, transparan, dengan pilihan penyertaan agunan yang lebih fleksibel.
Jenis-jenis pinjaman alternatif pun semakin banyak. Namun, apa saja jenis pinjaman yang ada? Lalu apa saja syarat-syaratnya? Berikut akan dibahas tipe-tipe pinjaman yang ada untuk UKM, khususnya yang memiliki masalah arus kas.
3 Jenis Pinjaman Modal Usaha untuk UKM yang memiliki masalah arus kas
- Invoice Financing
Invoice financing adalah alternatif pinjaman dengan menggunakan invoice sebagai agunannya. Melalui invoice financing, pelaku usaha memiliki opsi untuk mengajukan pinjaman dengan jaminan yang relatif lebih fleksibel dibandingkan pinjaman lain, karena tidak membutuhkan agunan berupa fixed asset seperti tanah & bangunan.
Contoh, perusahaan A yang bergerak dalam bidang jasa melakukan transaksi bisnis dengan perusahaan B selaku pengguna jasa tersebut.
Setelah proyek selesai, perusahaan A mengirimkan invoice ke perusahaan B. Namun, Perusahaan B sebagai klien memiliki terms of payment (TOP) 90 hari.
Sedangkan dalam tenggat waktu tersebut, perusahaan A harus membayar gaji karyawannya. Perusahaan A juga tidak dapat memulai proyek baru lainnya dikarenakan tidak ada modal untuk kegiatan operasional.
Perusahaan A dari cerita di atas dapat mengajukan invoice financing dengan menggunakan invoice untuk perusahaan B tersebut sebagai agunannya.
Dengan mengajukan invoice financing, usaha atau bisnis yang masih menunggu pelunasan invoice dapat beroperasional seperti biasa. Arus kas juga akan lebih lancar.
Sementara invoice belum dibayarkan, perusahaan dapat mengejar proyek lainnya dengan menggunakan dana pinjaman dari invoice financing sebagai modal.
- Inventory Financing
Dalam istilah bisnis, inventory adalah persediaan dagang, bisa berupa bahan baku atau jadi, yang nantinya akan dijual untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Banyak usaha yang harus membayar supplier (penyedia barang dagangan) lebih dahulu sebelum menjualnya ke pelanggan, sehingga menyebabkan arus kas bermasalah.
Sebagai contoh, sebuah car dealership ingin menjual sebuah jenis mobil terbaru yang populer. Namun, stok mobil terbaru tersebut harus dibeli terlebih dahulu dari pabrik dan harganya tentu tidak murah.
Inventory financing adalah sebuah tipe pinjaman jangka pendek, di mana persediaan dagang atau inventory dalam sebuah perusahaan akan dijadikan jaminan pinjaman atau agunan.
Dengan demikian, pemilik car dealership dari cerita di atas dapat menjaminkan inventory berupa mobil jenis terbaru yang dipesan tersebut dan mendapatkan pinjaman yang dapat digunakan untuk membayar pabrik mobil.
Seiring dengan terjualnya stok mobil terbaru tersebut, pemilik car dealership dapat membayar kembali pinjaman tersebut.
- Receivables Financing
Receivables financing merupakan suatu produk pinjaman dengan jaminan berupa dokumen yang menyatakan kepemilikan account receivable.
Dokumen yang dapat digunakan sebagai agunan antara lain Purchase Order (PO), Surat Perintah Kerja (SPK) atau Kontrak proyek yang dimiliki.
Perusahaan, biasanya UKM, yang mengajukan receivables financing kemudian dapat membayarkan pinjaman tersebut setelah mendapatkan pelunasan dari klien.
Receivables financing biasanya diajukan suatu perusahaan saat membutuhkan modal tambahan untuk melaksanakan proyek baru tanpa harus menunggu pelunasan dari proyek lama.
Dengan ini, perusahaan tidak akan mengalami lost opportunity akibat tidak adanya modal tambahan untuk mengerjakan projek baru. Pinjaman ini juga membantu perusahaan yang memiliki masalah arus kas untuk dapat terus beroperasional.
Pinjaman UKM Lebih Fleksibel Lewat P2P Lending
Dibandingkan pinjaman modal usaha pada umumnya, yang membutuhkan fixed asset berupa tanah atau bangunan, ketiga jenis pinjaman di atas tergolong memiliki persyaratan yang cenderung fleksibel.
Tentunya pinjaman-pinjaman tersebut biasanya didapatkan melalui lembaga keuangan non-konvensional, salah satunya melalui fintech lending.
Salah satu bentuk fintech lending yang paling umum adalah Peer-to-peer (P2P) Lending. P2P Lending mempertemukan perusahaan - biasanya UKM - yang mengajukan pinjaman (peminjam/borrower) dengan pihak yang memberikan dana (pemberi dana/lender).
Dana tersebut kemudian dikumpulkan, dan setelah jumlahnya terpenuhi, disalurkan kepada peminjam (sistem crowdfunding).
Melalui P2P Lending, proses peminjaman relatif cepat dan transparan karena memiliki persyaratan yang cenderung fleksibel dengan proses pengajuan secara online.
Maka dari itu, produk pinjaman dari P2P Lending populer diminati oleh UKM yang memiliki masalah arus kas dan sulit mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan konvensional.
Akseleran Memberikan Akses Inklusi Keuangan bagi UKM
Akseleran merupakan salah satu platform P2P Lending yang terdaftar resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), memberikan akses inklusi keuangan sehingga UKM yang membutuhkan pinjaman modal dapat terus beroperasional dan berkembang. Sesuai namanya, Akseleran membantu UKM untuk dapat mengakselerasikan bisnisnya.
Akseleran memiliki produk pinjaman untuk UKM seperti invoice financing, inventory financing, capex financing, receivables financing, dan lain-lain.
Para pelaku UKM dapat mengajukan pinjaman mulai dari Rp75 juta hingga Rp2 miliar dengan persyaratan dan agunan yang lebih fleksibel. Info lebih lanjut mengenai pengajuan pinjaman di Akseleran, bisa menghubungi 0815-1869-896/0812-8430-0520 atau email ke cs@akseleran.com .
Mengembangkan Dana Sambil Membantu UKM Indonesia
Bagi pemberi dana atau lender yang ingin membantu UKM di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran juga merupakan salah satu cara mengembangkan dana dengan imbal hasil hingga 21% per tahun.
Memulai mengembangkan dana di aplikasi P2P Lending Akseleran bisa dimulai dengan dana awal kecil, yaitu sebesar Rp100 ribu saja.
Bagi calon pemberi dana yang tertarik, Akseleran bahkan memberikan dana awal sebesar Rp100 ribu untuk mencoba mengembangkan dana tanpa harus menggunakan uang sendiri. Cukup gunakan kode promo BISNISCOM2019 saat mendaftar, pengguna baru aplikasi Akseleran bisa langsung coba menyalurkan dana ke UKM dan tentunya membantu perekonomian Indonesia!
Untuk syarat dan ketentuan dapat menghubungi 0811-9300-443 atau email ke cs@akseleran.com. Segera unduh aplikasi Akseleran sekarang di Google Play atau Apple App Store.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel