Margin Menipis, Bank Andalkan Bisnis Baru

Bisnis.com,05 Nov 2019, 10:54 WIB
Penulis: Muhammad Khadafi
Nasabah melakukan transaksi perbankan di Galeri ATM, di Bandung, Jawa Barat, Senin (9/4/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Industri perbankan ke depan akan sibuk mencari sumber pendapatan alternatif. Pasalnya tekanan likuiditas membuat profitabilitas bisnis utama, fungsi intermediasi, sulit untuk diandalkan.

Menurut Direktur Riset Centre of Economic Reform (CORE) Piter Abdullah hal itu sudah mulai terlihat dari laporan kinerja bank bermodal jumbo. Di tengah merosotnya margin bunga bersih (net interest margin/NIM) sejumlah bank papan atas berhasil menjaga pertumbuhan laba.

“Bank besar akan semakin masif cari alternatif sumber penerimaan. Mereka punya opsi meletakan dana pada surat berharga, baik instrumen moneter atau SBN. Selain itu juga ada fee based income untuk menggenjot penerimaan di luar kredit,” katanya kepada Bisnis, Senin (4/11/2019).

Akan tetapi hal itu tidak berlaku untuk semua bank. Bank bermodal mini atau bank yang memiliki modal inti kurang dari Rp5 triliun akan sulit untuk mencari alternatif pendapatan di luar kredit.

Bagi bank umum kelompok usaha (BUKU) I dan II, selisih bunga merupakan sumber pendapatan utama. Kelompok bank itu pun cenderung tidak memiliki opsi memperbaiki NIM di tengah kondisi likuiditas yang ketat.

Piter menjelaskan bahwa satu kunci untuk memperbaiki NIM adalah menjaga rasio dana murah (current account saving accounts/CASA). Namun di tengah pengetatan likuiditas, deposito menjadi satu senjata untuk menjaga kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.

“Kuncinya itu pengetatan likuiditas harus berakhir dahulu. Saya rasa ini menjadi tanggung jawab otoritas dan regulator,” kata Piter.

Adapun berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) naik 3,28% secara tahunan (year-on-year/yoy) per Agustus 2019 menjadi Rp255,55 triliun. Realisasi pertumbuhan itu lebih rendah bila dibandingkan dengan capaian tahun-tahun sebelumnya, di mana NII lazimnya naik di atas 4% secara tahunan.

Sementara itu pendapatan operasional selain bunga per Agustus 2019 naik 41,96% yoy menjadi Rp257,39 triliun. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu di mana rata-rata pendapatan operasional selain bunga paling tinggi naik 17,31% yoy pada kuartal III/2019. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini