Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Commonwealth telah membina sebanyak 2.270 pelaku usaha kecil menengah (UKM) melalui platform digital MicroMentor yang diluncurkan pada Juni 2019 lalu.
Platform MicroMentor merupakan hasil kolaborasi Commonwealth Bank dengan Mastercard Center for Inclusive Growth dan Mercy Corps Indonesia, yang dibentuk sebagai wadah mentoring pengusaha dan relawan pengusaha kepada pelaku UKM, khususnya perempuan pengusaha di Indonesia.
Chief of Marketing, Corporate Affairs, & Legal Bank Commonwealth Leila Djafaar mengatakan sejalan dengan tujuan perseroan untuk meningkatkan financial wellbeing untuk nasabah dan komunitas, pengembangan UKM menjadi salah satu fokus perhatian perseroan Bank Commonwealth.
Leila mengutarakan, dari total bisnis yang berkembang di Indonesia, 90%-nya merupakan UMKM dan 60% dari bisnis UMKM tersebut dimiliki oleh perempuan. Namun, pada saat yang sama, tingkat literasi keuangan dan bisnis wanita sangat rendah sehingga mengalami banyak kendala dalam persaingan bisnis.
"Oleh karena itu, MicroMentor merupakan jawaban yang sangat penting. Tantangan awalnya, bagaimana menemukan platform yang bisa menjangkau lebih luas pengusaha UKM, yang pendampingannya bisa lebih deep, dan sustainable. Baru berjalan beberapa bulan, platform ini telah menjangkau lebih dari 2.270 wirausaha dan lebih dari 570 mentor yang bergabung," katanya, Selasa (5/11/2019).
Leila menjelaskan, dengan kelas tatap muka, Bank Commonwealth hanya mampu menjangkau sekitar 1.000 pengusaha dalam 1 tahun. Sementara dengan platform digital tersebut, perseroan dapat menjangkau sekitar 1.000 pengusaha dalam 2 bulan.
Adapun, disebutkan keunikan platform MicroMentor, yakni pengusaha UKM dapat memperoleh informasi atau berkonsultasi dengan mentor mereka kapan saja dan di mana saja, baik melalui WhatsApp, video call, maupun tatap muka secara langsung.
Pada saat yang sama, Executive Director of Mercy Corps Indonesia Ade Soekadis menyampaikan palform digital tersebut telah dikembangkan sejak 10 tahun terakhir dan sudah menjangkau puluhan ribu UKM di banyak negara. Namun bedanya, ini merupakan yang pertama kalinya platform MicroMentor diterjemahkan ke konteks lokal.
Ade menjelaskan, dalam skala global MicroMentor berhasil membuat sebanyak 82% wirausahawan yang dibina melalui program ini bertahan dengan bisnis mereka. Selain itu, para pengusaha yang dibina melalui MicroMentor mengalami peningkatan penghasilan sebanyak 83%.
"Karena berdasarkan data yang sudah kami peroleh dan kami pelajari menunjukkan bahwa bidang kebutuhan wirausaha berbanding lurus dengan keahlian mentor. Oleh karena itu, kami melihat tingginya antusiasme wirausaha untuk berkembang dan mentor untuk berkontribusi," katanya.
Lebih lanjut, papar Leila, tidak menutup kemungkinan perseroan akan memberikan pembiayaan ke UKM yang dibina melalui MicroMentor. Perseroan pun berencana mengembangkan produk-produk yang akan membantu UKM lebih berkembang dan suistanable ke depannya.
"Platform ini adalah usaha kami untuk memberikan literasi keuangan kepda UKM. Jadi nanti lihat melihat secara pembibingan, jika UKM berhasil memaintain bisnis dan suistanable, ada kemungkinan kami bisa membantu di pendanaan, paling tidak kami sudah memulai dengan memberikan financial literacy," tutur Leila.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel