Sekar Laut Bakal Tambah Produksi Kerupuk 25 Persen Tahun Depan

Bisnis.com,06 Nov 2019, 16:20 WIB
Penulis: Peni Widarti
Direktur PT Sekar Laut Tbk John Gozal (kiri) saat menerima cinderamata dari Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Timur Dewi Sriana saat kunjungan ke pabrik Sekar Laut di Sidoarjo, Rabu (6/11/2019).

Bisnis.com, SIDOARJO  – PT Sekar Laut Tbk berencana untuk menambah produksi kerupuk hingga 25% pada tahun depan agar mampu memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.

Direktur Sekar Laut, John C. Gozal mengatakan potensi pasar kerupuk di Indonesia sangat besar. Bahkan hingga saat ini perseroan hanya mampu memenuhi kebutuhan pasar kerupuk sekitar 15% atau setara 30 ton/hari seusai dengan tingkat utilisasi pabriknya yakni sudah 90%.

“Secara total market, konsumsi kerupuk bagi orang Indonesia itu mencapai 200 ton/hari, dan itu potensinya sangat besar sehingga kami perlu melakukan peningkatan kapasitas produksinya,” jelasnya di sela-sela kunjungan BEI ke pabrik Sekar Laut, Rabu (6/11/2019).

John mengatakan selama ini produk kerupuk dengan merek seperti Finna telah berkontribusi sekitar 50% terhadap total penjualan, sekitar 40% dikontribusi oleh produk sambal dan saos, serta 10% dikontribusoi oleh produk roti.

“Produk roti kami selama ini diserap oleh restoran, dan ke depan produk roti pun perlu peningkatan kapasitas juga karena potensi roti juga masih besar,” imbuhnya.

Dia menambahkan, perseroan saat ini juga tengah mengembangkan produk snack yang kontribusinya masih sangat kecil yakni di bawah 10%. Produk snack merupakan produk yang siap makan, dan segmennya pasarnya akan menyasar ke ritel seperti bisa dijumpai di minimarket.

“Snack kerupuk dengan merek Pars ini sudah masuk di minimarket seperti Alfamart dan Indomart, dan tahun ini penjualannya akan kami tingkatkan dulu,” imbuhnya.

Selain pasar domestik, kata John, Sekar Laut juga memiliki pasar ekspor yang kontribusinya selama ini sudah mencapai 50%. Ekspor sudah dilakukan di 30 negara yang tersebar di 5 benua.

“Rata-rata pasar ekspor kami masih ke Eropa, kalau Indonesia sudah merata. Jawa juga masih mendominasi. Sedangkan wilayah lain juga sudah mulai makan krupuk, ini mungkin karena orang Jawa yang bermigrasi dan membawa budaya makan krupuk sehingga berkembang,” jelasnya. 

John menambahkan, tahun ini pun perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan bisa tembus 20%. Kinerja penjualan pada September 2019 pun telah tumbuh 24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini