Kinerja Indeks Syariah Lampaui IHSG, Ini Faktor Penopangnya

Bisnis.com,06 Nov 2019, 18:05 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA—Indeks saham syariah yang tercermin lewat Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) terpantau outperform dari indeks harga saham gabungan sepanjang periode tahun berjalan (year-to-date).

Per 6 November 2019, ISSI terapresiasi 2,94% atau lebih baik dari kinerja IHSG yang hanya tumbuh 0,37%.

Sementara itu, indeks yang merangkum 70 saham syariah terlikuid dan berkapitallisasi besar Jakarta Islamic Index 70 (JII70) tercatat naik 2,82%.

Kepala Pasar Modal Syariah (BEI) Irwan Abdalloh menyampaikan bahwa sejatinya IHSG dan ISSI memiliki pola pergerakan yang sama.

“Yang membedakan hanya sebearapa besar lag-nya. Memang ada saatnya ISSI lebih positif dari IHSG atau sebaliknya. Tapi kalau jangka panjang, polanya sama,” ujar Irwan.

Menurut Irwan, saham-saham sektor riil yang berkapitalisasi besar di dalam indeks ISSI merupakan penopang utama penguatan indeks syariah ini.

Top Leaders ISSI Year-to-Date
Kode SahamHarga Saham (Rp)Perubahan (poin)Perubahan Harga (%)
TPIA IJ Equity9.3253.427,62+58.12%
POLL IJ Equity8.0006.250+357.14%
TLKM IJ Equity4.120522,82+14.53%
BRPT IJ Equity965487+101.88%
BTPS IJ Equity4.0302.235+124.51%
EXCL IJ Equity3.5201.540+77.78%
MIKA IJ Equity2.6901.129,77+72.41%
MNCN IJ Equity1.460779,37+114.51%
ICBP IJ Equity11.225918,52+8.91%
INTP IJ Equity20.6502.701,11+15.05%

Sumber: Bloomberg, per 6 November 2019.

Sementara itu, Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma menjelaskan bahwa penguatan ISSI terutama ditopang oleh abstainnya saham rokok dari konstituen indeks.

“Terutama karena tidak ada saham sigaret dan tidak ada saham bank konvensional,” tutur Suria kepada Bisnis, Rabu (6/11/2019).

Sementara itu, saham perbankan syariah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syaria Tbk. (BTPS) yang outperform dari pasar juga menopang indeks tersebut. Adapun, BTPS telah menguat 124,51% ytd.

Di sisi lain, saham emiten rokok telah terpukul sejak pemerintah mengumkan penaikan tarif cukai yang akan mendorong harga jual rokok meningkat. Kenaikan harga yang tinggi itu akan mendorong switching ke rokok lain yang lebih murah.

Saham PT H. M. Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) pun masing-masing telah melorot 43,94% dan 34,50% sejak awal tahun ini.

Sementara dari perbankan konvensional, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) juga tertekan cukup tinggi masing-masing sebesar 5,42% dan 14,77% yang memberatkan laju IHSG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ana Noviani
Terkini