Tahun Depan, Bumi Resources Minerals (BRMS) Kejar Produksi Bijih Emas 100.000 Ton

Bisnis.com,07 Nov 2019, 09:47 WIB
Penulis: Muhammad Ridwan
Fasilitas pengolahan bijih emas PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS). - Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bumi Resources Minerals Tbk. akan memproduksi sebanyak 150 kilogram emas pada tahun pertama produksi Tambang Poboya, Sulawesi Tengah.

Direktur Bumi Resources Minerals Herwin Wahyu Hidayat mengatakan bahwa pada tahun pertama operasi, perseroan menargetkan total produksi sebanyak 100.000 ton bijih emas.

Nantinya, hasil produksi tersebut akan diolah menjadi dore bullion yang akan dikirim ke smelter miliki PT Aneka Tambang Tbk. yang berada di Jakarta untuk diproses menjadi emas.

“Hasil produksi [bijih emas] kami grade-nya 1,5 gram per ton,” ujarnya di Jakarta, Rabu (6/11/2019).

Dia mengatakan bahwa nantinya tambang tersebut ditargetkan dapat memproduksi emas sebanyak 180.000 ton bijih emas pada tahun ke dua dan akan konsisten pada level tersebut hingga tahun ketujuh pengoperasian tambang tersebut.

Herwin mengatakan bahwa perseroan akan mulai mengoperasikan tambang emas tersebut paling cepat pada November 2019 untuk melakukan proses wet run dan akan dilanjutkan ke proses dry run hingga akhirnya dapat memulai uji coba produksi pada Januari 2020.

“Skenario terburuknya pada awal 2020, tapi kami coba mempercepat pengoperasiannya,” katanya.

Untuk produk emas yang dihasilkan, kata Herwin, hingga saat ini belum ada pihak yang sudah siap untuk menyerap produk tersebut. Namun, dia mengatakan bahwa produk emas merupakan komoditas yang likuid, sehingga dapat dengan mudah diserap di pasar.

Dia menyebut produk jadi emas tersebut bakal dijual di pasar dalam negeri, akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dipasarkan di pasar luar negeri.

“Pasar emas mudah sekali, dia sama seperti minyak, sama seperti cash. Emas batangan bisa dijual ke domestik market seperti Antam dan Pegadaian atau kita ekspor,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ana Noviani
Terkini