Pupuk Produksi Wilmar Group Diklaim Sukses

Bisnis.com,08 Nov 2019, 09:50 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria & Serafina Ophelia
Petani memanen padi di areal persawahan kawasan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (22/1/2019)./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Grup Wilmar siap mendorong peningkatan produktivitas tanaman pangan dalam negeri melalui pupuk produksinya yang bernama Mahkota. Pemanfaatan pupuk ini disebut dapat dapat meningkatkan produksi padi sekitar 11%-20% per hektare (ha).

Direktur Wilmar Saronto Soebagyo mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan percobaan penggunaan Pupuk Mahkota pada tanaman padi di 21 demo plot di Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Dalam panen perdana yang digelar di Kecamatan Sukolilo, Madiun Senin (4/11/2019) lalu, produktivitas padi tercatat mengalami peningkatan.

“Kami telah membuktikan bahwa kualitas Pupuk Mahkota tidak kalah dengan pupuk yang biasa digunakan petani,” kata Saronto dalam keterangan resmi, Kamis (7/11/2019).

Selain sebagai percobaan, adanya demo plot tersebut juga menjadi upaya edukasi bagi petani mengenai selisih biaya yang lebih tinggi dibanding pemanfaatan pupuk subsidi. Meski petani harus mengeluarkan biaya tambahan Rp472.000 untuk setiap 0,5 ha kala menggunakan Pupuk Mahkota, petani justru memperoleh peningkatan produksi 11% per 0,5 ha atau sebanyak 450 kg gabah kering panen (GKP).

"Dengan peningkatan produksi tersebut, petani memperoleh tambahan pemasukan Rp1,77 juta per 0,5 hektare," paparnya.

Saronto juga menambahkan bahwa pihaknya juga berkomitmen membantu memotong rantai pemasaran beras melalui kerja sama dengan Dinas Pertanian Madiun. Dalam kerja sama itu, Wilmar akan menampung beras dari petani. “Dengan rantai pemasaran yang lebih pendek, kami berharap keuntungan lebih banyak dinikmati petani,” kata dia.

Wakil Bupati Madiun Hari Wuryanto mengapresiasi peningkatan produktivitas panen yang dinilainya telah sesuai dengan visi dan misi pemerintah kabupaten dalam meningkatkan kesejahteraan petani.

Selama ini, Madiun dikenal sebagai salah satu daerah produsen beras. Dari total produksi sebesar 200.000 sampai 300.000 ton GKP per tahun, sebanyak 100.000 sampai 120.000 ton diserap untuk konsumsi masyarakat sehingga surplusnya cukup besar.

Dia pun mengharapkan kelancaran pasokan pupuk dapat dijamin Wilmar. Pasalnya, petani kerap mengeluhkan seretnya pasokan pupuk kala musim tanam. Pihaknya juga menyambut dengan tangan terbuka terhadap rencana Wilmar yang akan berinvestasi di daerah tersebut.

“Dengan kerja sama ini kami berharap masalah pasokan pupuk dapat teratasi,” tutur Hari. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Lucky Leonard
Terkini