Bisnis.com, JAKARTA – Academy of Motion Pictures Arts and Sciences (AMPAS) kembali mendiskualifikasi salah satu entri negara untuk kategori International Feature Film dalam ajang Academy Award tahun depan.
Dilansir dari The Hollywood Reporter, Selasa (12/11/2019) setelah entri Nigeria yang dinyatakan terdiskualifikasi dari kategori tersebut, kini giliran film Austria yang berjudul Joy harus mengalami nasib serupa.
“Seperti yang kami lakukan setiap tahun, Academy melakukan proses peninjauan film yang diajukan untuk kategori International Feature Film untuk menentukan apakah mereka memenuhi aturan kelayakan yang disyaratkan,” kata perwakilan AMPAS dalam sebuah pernyataan.
“Film Joy yang dikirimkan oleh Austria baru saja ditinjau dan tidak memenuhi syarat karena hanya 33% dialog yang bukan bahasa Inggris,” lanjut pernyataan tersebut.
Sebagaimana diketahui, peraturan Academy dalam kategori ini menyatakan bahwa film internasional didefinisikan sebagai film berdurasi panjang (lebih dari 40 menit) yang diproduksi di luar Amerika Serikat dengan trek dialog yang sebagian besar bukan dalam bahasa Inggirs.
Oleh sebeb itu, temuan AMPAS terhadap film Joy yang hanya menyisipkan dialog non-Inggris selama dua per tiga durasi filmnya dinilai tidak memenuhi persyaratan untuk dinominasikan lebih lanjut dalam kategori ini.
Entri Oscar Austria tersebut diputar pertama kali di Venice Film Festival dan mendapatkan respon yang positif dari para kritikus film. Situs pemeringkat Rotten Tomates memberikan nilai 91% untuk film ini.
Sebelum Joy, Austria telah mengirimkan 42 film untuk dipertimbangkan dalam penghargaan kategori International Feature Film. Dari jumlah tersebut, dua di antaranya memenangkan nominasi yakni pada 2007 untuk film The Counterfeiters dan 2012 untuk film Amour.
Adapun, keputusan mendiskualifikasi entri film untuk kategori ini menjadi yang kedua kalinya pada tahun ini. Belum lama ini, AMPAS juga mendiskualifikasi film asal Nigeria berjudul Lionheart karena lebih banyak menggunakan dialog berbahasa Inggris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel