Banyak Proyek Ditunda, Bagaimana Peneropongan Brantas Tahun Depan?

Bisnis.com,12 Nov 2019, 15:28 WIB
Penulis: Rivki Maulana
Warga melintas di dekat logo PT Brantas Abipraya (Persero) di Jakarta, Kamis (11/7/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - PT Brantas Abipraya (Persero) memperkirakan industri konstruksi bakal melaju lebih kencang pada 2020. Penyelenggaraan pemilu tahun ini dinilai memberikan pengaruh terhadap penundaan proyek-proyek konstruksi.

Direktur Utama Brantas Abipraya Bambang E. Marsono mengatakan para pemilik proyek cenderung wait and see atau menunggu hasil Pemilu sehingga banyak proyek konstruksi ditunda. Penundaan itu, lanjutnya turut berdampak terhadap kinerja perolehan kontrak baru.

"Tahun ini memang berat, tahun politik banyak pengaruhnya. Investor [pemilik proyek] lebih banyak menunggu, belum berani ambil keputusan," ujarnya menjawab pertanyaan Bisnis.com selepas acara tasyakuran hari ulang tahun perseroan di Jakarta, Selasa (12/11/2019).

Bambang mengungkapkan, target perolehan kontrak baru sebesar Rp10 triliun diperkirakan tidak akan terpenuhi. Perseroan memprediksi, perolehan kontrak baru akan mencapai Rp8 triliun atau 80 persen dari target. Dengan demkian, bila kontrak baru ditambah dengan kontrak bawaan (carry over), kontak yang ditangani Brantas Abipraya mencapai Rp20 triliun.

Kendati di tahun ini melambat, Bambang optimistis tahun depan kinerja perseroan bakal bertumbuh lebih cepat. Dia menyebut, hasil pemilihan umum dan pengumuman kabinet pada periode kedua pemerintahan Joko Widodo membuat pemilik proyek lebih percaya diri.

Komisaris Utama Brantas Abipraya Haryadi menambahkan, ruang pertumbuhan tahun depan bakal lebih lebar karena pemerintah memulai agenda pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan Timur.

Haryadi mengimbuhkan, Brantas Abipraya juga diarahkan untuk mengembangkan bisnis baru dengan hati-hari. Dia menyebut, ekspansi harus dilakukan secara sehat tanpa membebani perusahaan di kemudian hari.

Sejauh ini, Brantas Abipraya yang dikenal sebagai kontraktor spesialis bidang pengairan sudah  merambah bisnis energi lewat anak usaha PT Brantas Energi. Perseroan juga memiliki tiga pabrik beton, lini usaha properti, dan kepemilikan saham di badan usaha jalan tol.

"Ekspansi harus prudent. Kami tidak ingin Brantas tumbuh dengan cepat, jadi besar tapi bleeding," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendra Wibawa
Terkini