Saham Asia Terpantau Beragam, Imbal Hasil Tresuri Merosot

Bisnis.com,12 Nov 2019, 10:27 WIB
Penulis: Nirmala Aninda

Bisnis.com, JAKARTA - Perdagangan saham Asia terpantau beragam pada Selasa (12/11/2019), saat para investor menunggu perkembangan lebih lanjut dari perundingan dagang AS-China serta situasi terkini di Hong Kong.

Pada saat yang sama, tresuri berhasil menebus sebagian kerugiannya baru-baru ini.

Dilansir melalui Bloomberg, saham Hong Kong terlihat stabil setelah mengalami penurunan yang cukup tajam pada perdagangan Senin (11/11/2019), di tengah meningkatnya aksi kekerasan di kota tersebut yang membuat resah para investor.

Saham juga turun di Tokyo, Shanghai, Sydney, sedangkan Seoul mengalami sedikit penguatan.

Adapun, saham berjangka AS tergelincir setelah indeks S&P 500 jatuh untuk pertama kalinya dalam empat sesi perdagangan pada Senin (11/11/2019).

S&P 500 berjangka turun 0,2%, sedangkan indeks S&P 500 turun 0,2%.

Di sisi lain, dolar Selandia Baru merosot setelah melemahnya ekspektasi inflasi, mendorong spekulasi pada penurunan suku bunga.

Investor tengah memantau kabar dari arah kesepakatan perdagangan fase pertama antara Washington dengan Beijing setelah pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping tertunda, meningkatkan kekhawatiran negosiasi macet.

Matt Forester, kepala investasi di BNY Mellon's Lockwood Advisors, mengatakan bahwa untuk saat ini pasar sedang gelisah.

"Kami akan membutuhkan lebih banyak informasi konkret tentang struktur dan waktu segala jenis pengaturan perdagangan, saatt ini kami beroperasi dengan mengandalkan potongan-potongan informasi," katanya, dikutip melalui Bloomberg, Selasa (12/11/2019).

Sementara itu, eskalasi bentrokan di Hong Kong, setelah polisi menembak seorang demonstran, telah memperdalam kekhawatiran tentang prospek pusat keuangan Asia.

Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengutuk gangguan pada aktivitas sehari-hari masyarakatnya.

Di Inggris, poundsterling berhasil mempertahankan keuntungan setelah adanya peningkatan pada prospek Perdana Menteri Boris Johnson untuk mendapatkan dukungan mayoritas dalam pemilihan bulan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Achmad Aris
Terkini