PPATK Gandeng Intelijen Filipina-Australia Tangkal Pendanaan Teroris Regional

Bisnis.com,12 Nov 2019, 14:45 WIB
Penulis: Lalu Rahadian
PPATK/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah melalui Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mulai membahas langkah mencegah pendanaan terorisme di tingkat regional.

Pembahasan ini dilakukan bersama Lembaga Intelijen Keuangan Filipina (Philippines Anti-Money Laundering Council/AMLC) dan Lembaga Intelijen Keuangan Australia (Australian Financial Transaction Reports and Analysis Center/AUSTRAC) dalam Konferensi Kontraterorisme kelima (Counter-Terrorism Summit/CTF Summit) di Manila, Filipina, Selasa (12/11/2019).

Dalam keterangan tertulis, PPATK menyebut akan ada pembahasan seputar identifikasi dan strategi anti-pendanaan terorisme antarnegara di Asia Tenggara dan Australia pada CTF Summit kelima. Peserta konferensi juga disebut akan membicarakan langkah menangani ancaman pencucian uang di tingkat regional.

Selain itu, CTF Summit akan membuat panduan operasional bagi mitra dan swasta tentang mata uang digital dan aset kripto. Dalam konferensi ini juga akan dipresentasikan hasil dari pilot project platform pertukaran informasi intelijen yang aman, dan kolaborasi real-time antara lembaga intelijen keuangan regional.

“Menanggulangi aksi terorisme mensyaratkan adanya kerja sama yang baik dari para pemangku kepentingan, baik lokal maupun internasional,” kata Chairman AMLC Benjamin E. Diokno dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis.

Menurut CEO AUSTRAC Nicole Rose, CTF Summit saat ini telah menjadi contoh kerja sama multilateral yang mendapat pengakuan global. Dia menyebut kerja sama antarnegara di suatu regional penting dilakukan demi mencegah segala aktivitas terkait terorisme dan organisasi kriminal lain.

Pendapat serupa dikemukakan Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin. Menurutnya, CTF Summit merupakan wadah yang memfasilitasi ide-ide baru dan komitmen kuat secara kolaboratif dalam menangani pencucian uang dan pendanaan teroris di wilayah Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru.

"Memasuki tahun kelima penyelenggaraannya, CTF Summit makin menunjukkan peran strategisnya dalam merumuskan aksi bersama dan komitmen untuk memerangi kejahatan transnasional terorganisir seperti korupsi, perdagangan manusia, dan eksploitasi seks anak," kata Badaruddin.

Pada penyelenggaran tahun ini CTF Summit mengambil tema ‘Together United–Strengthening Our Region'. Konferensi nantinya akan menghasilkan dokumen Manila Communique di penutupan, 14 November mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini