China Selidiki Bos Hikvision, Harga Saham Amblas

Bisnis.com,14 Nov 2019, 12:42 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Country Manager Hikvision Indonesia Michael Chen (kedua kiri), didampingi Product Manager Oliver Chen (dari kiri), Consumer Director PT ECS Indo Jaya Husin Tjandera dan Product Manager Hikvision Storage Global Mavis Cheng memperlihatkan produk intelligent storage Hikvision terbaru saat peluncuran di Jakarta, Selasa (8/5/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Saham Hangzhou Hikvision Digital Technology Co. Ltd. alias Hikvision mengalami penurunan terbesar dalam lebih dari sebulan setelah regulator sekuritas China membuka penyelidikan dugaan pelanggaran oleh eksekutif perusahaan.

Investigasi ini memberi pukulan tambahan untuk raksasa penyedia produk pengawasan video ini setelah ditempatkan dalam daftar hitam oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).

Saham Hikvision pun meluncur 4,5 persen pada perdagangan Kamis (14/11/2019) pagi waktu setempat, penurunan terbesar sejak 10 Oktober, berdasarkan data Bloomberg.

Dalam pengarsipan pada Rabu (13/11/2019), perusahaan mengungkapkan bahwa Komisi Regulator Sekuritas China (CSRC) sedang memeriksakan dua anggota dewan direksi yakni Vice Chairman Gong Hongjia dan Presiden Hikvision Hu Yangzhong.

Penyelidikan disebut berpusat pada dugaan pelanggaran oleh keduanya yang terkait dengan pengungkapan informasi. Menurut sumber terkait, masalah ini muncul dari rencana bonus untuk karyawan yang belum diumumkan.

“Proses penyelidikan lebih ditujukan kepada para eksekutif ketimbang perusahaan,” ungkap sumber itu yang identitasnya dirahasiakan.

Hikvision harus berjuang dalam bisnisnya setelah pemerintah AS memasukkan perusahaan ini dalam daftar hitamnya karena dituding membantu pemerintah China menindak minoritas Muslim di wilayah Xinjiang.

Sanksi tersebut menyebabkan terputusnya akses Hikvision dari chip-chip produk AS yang dibutuhkan untuk kamera pengintai yang menjadi bisnis perusahaan. Hikvision sendiri telah membantah melakukan kesalahan apa pun.

Bulan lalu, Hikvision memperingatkan bahwa perusahaan mungkin kehilangan pelanggannya di pasar luar negeri akibat dampak daftar hitam AS.

Hal ini menggarisbawahi sejauh mana pembatasan penjualan teknologi Amerika dapat merusak bisnis pengawasan video terbesar di dunia tersebut.

Namun perusahaan mengatakan telah mengantisipasinya dan menimbun cukup banyak elemen penting guna menjaga operasi berjalan selama beberapa waktu. Perusahaan juga mengatakan tidak melihat dampak besar pada bisnisnya sebagai akibat dari larangan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini