Laba Pengelola Pizza Hut (PZZA) Naik 47 Persen, Ini Penjelasan Manajemen

Bisnis.com,14 Nov 2019, 17:46 WIB
Penulis: Azizah Nur Alfi
Direktur Keuangan PT Sarimelati Kencana Tbk. Frederick Estrada Cadlaon (ketiga dari kiri) usai public expose pada Kamis (14/11/2019)./Bisnis-Azizah Nur Alfi

Bisnis.com, JAKARTA - PT Sarimelati Kencana Tbk. membukukan kinerja positif sepanjang 9 bulan tahun ini, tercermin dari pertumbuhan penjualan 14 persen dan laba bersih 47 persen secara tahunan.

Pengelola restoran Pizza Hut di Indonesia ini, membukukan penjualan Rp2,94 triliun. Wilayah Jakarta menjadi kontributor terbesar yakni 41,81 persen terhadap total penjualan, diikuti Jawa dan Bali sebesar 30,39 persen, Sumatra 13,65 persen, Sulawesi 6,59 persen, dan Kalimantan sebesar 5,80 persen.

Adapun, wilayah timur berkontribusi 1,76 persen terhadap penjualan. Sementara itu, laba bersih yang dikantongi senilai Rp149,24 miliar.

Direktur Keuangan Sarimelati Kencana Frederick Estrada Cadlaon menjelaskan pertumbuhan penjualan didukung oleh segmen restoran dan pesan antar. Kenaikan penjualan seiring dengan bertambahnya jumlah outlet sepanjang tahun berjalan, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Hingga akhir 2018, emiten bersandi saham PZZA ini telah memiliki outlet sejumlah 451 unit tersebar di Jabodetabek, Jawa, Bali, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, dan Indonesia Timur.

Sejak awal tahun hingga November 2019, terdapat tambahan outlet baru sebanyak 50 unit. Dengan demikian, total jumlah gerai hingga November 2019 sebesar 501 gerai.

"Kondisi makro juga lebih stabil pada tahun ini dan cukup kondusif," terangnya pada public expose pada Kamis (14/11/2019).

Adapun, kenaikan laba bersih yang signifikan terutama ditopang pertumbuhan penjualan bersih dan beban bunga yang turun signifikan. Beban bunga dan keuangan turun 72,46 persen, dari Rp28,47 miliar per kuartal III/2018 menjadi Rp7,84 miliar per kuartal III/2019.

Perseroan juga melakukan efisiensi dalam operasional perusahaan sehingga biaya operasional perseroan tercatat meningkat 13,3 persen, lebih rendah dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan penjualan bersih.

"Kenaikan laba terutama karena kenaikan penjualan dan penurunan dari beberapa biaya kami, salah satunya di beban bunga bank yang turun signifikan sangat besar lebih dari 72 persen," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ana Noviani
Terkini