Bisnis.com, JAKARTA — Citibank N.A. Indonesia memprediksi tren penurunan jumlah kredit yang disalurkan akan berlanjut hingga akhir tahun.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III/2019, nilai kredit yang disalurkan Citibank tercatat turun 7,8% yoy menjadi Rp44,80 triliun. Penurunan diprediksi terjadi lebih tajam hingga akhir 2019.
“Sampai akhir tahun ada proyeksi penurunan kredit sampai sekitar 10%,” ujar Chief Executive Officer (CEO) Citibank Indonesia Batara Sianturi di kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Sebagai perbandingan, pada penghujung 2018 Citibank Indonesia berhasil mencatat pertumbuhan kredit di atas 20%. Akan tetapi, sejak awal tahun jumlah pembiayaan yang disalurkan bank asing ini terus menurun.
Penurunan kredit terjadi lantaran adanya tekanan dari sektor korporasi, terutama debitur di bidang usaha perantara keuangan, pertambangan, dan komunikasi.
“Tapi kami kompensasi dengan pertumbuhan [kredit] di sektor perdagangan dan pengolahan. Perlambatan ini juga terjadi secara industri, kalau dilihat dari data statistik BI kredit perbankan ada perlambatan sampai Oktober tumbuh hanya 8%-9% dibanding tahun lalu yang double digit,” ujarnya.
Meski mencatat penurunan kredit, laba bersih Citibank Indonesia justru tumbuh 70% secara yoy menjadi Rp2,4 triliun. Pertumbuhan laba bersih ini diikuti dengan meningkatnya rasio return on equity (ROE) dari 11,55% menjadi 19,14% per September 2019. Rasio return on asset (ROA) perseroan juga tumbuh dari 3,02% menjadi 4,82% di periode yang sama.
Batara mengatakan, laba bersih Citibank Indonesia tumbuh karena 3 pendorong utama. Pertama, adanya kenaikan pendapatan nonbunga (non interest income). Kedua, meningkatnya pendapatan bunga bersih Citibank Indonesia.
“Ketiga, ada penurunan biaya kredit atau provisi untuk portofolio kredit kami. Tiga hal ini yang mendorong kenaikan laba bersih 70% yoy,” ujarnya.
Sebagai catatan, hingga kuartal III/2019 pendapatan bunga bersih Citibank Indonesia tumbuh 8% yoy. Kemudiaa, net interest margin (NIM) perseroan naik dari 5,78% menjadi 5,92% di periode yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel