Bisnis.com, JAKARTA — Setelah menyatakan minat menjadi pemilik PT Bank Permata Tbk., Oversea-Chinese Banking Corp. atau OCBC Bank dikabarkan telah membatalkan penawaran.
Sebelumnya, grup bank asal Singapura itu santer diisukan tengah melakukan pertimbangan membeli sekitar 90% saham Bank Permata senilai US$1,9 miliar, atau sekitar Rp27,09 triliun dengan asumsi kurs per Rp14.260.
Mengutip berita Bloomberg, usai melakukan due diligence, OCBC Bank menyimpulkan bahwa Bank Permata tidak sesuai dengan harapan perusahaan.
Adapun, hasil proses tawar-menawar terkait dengan rencana PT Astra International Tbk. dan Standard Chartered Bank yang akan melepas kepemilikan di Bank Permata, kini memang tengah dinanti pasar.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Heru Kristiyana belum lama ini telah mengkonfirmasi banyaknya penawaran baik dari dalam dan luar negeri untuk meminang Bank Permata.
Setelah sebelumnya Bank Mandiri, DBS Bank, dan kini OCBC Bank yang telah membatalkan. Masih ada beberapa nama, di antaranya Mizuho yang kabarnya tengah mengincar 44,6% saham BNLI milik Standard Chartered.
Sementara itu, dari sisi kinerja setelah dihantam kredit bermasalah beberapa waktu lalu, rentabilitas bank dengan sandi saham BNLI ini mulai kembali pulih.
Perseroan juga mengincar tutup buku 2020 dengan capaian laba sebesar Rp2 triliun. Kepercayaan diri perusahaan itu muncul seiring dengan rasio kredit bermasalah yang menurun.
"Pada tahun ini kami optimistis bisa mencetak laba bersih lebih dari Rp1 triliun," kata Direktur Utama Bank Permata Ridha D.M. Wirakusumah.
Per September 2019, bank mengumumkan pertumbuhan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun atau naik 121% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Hal tersebut merupakan kontribusi dari kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 3,0% yoy dan pendapatan operasional selain bunga sebesar 22% yoy.
Per kuartal III/2019 bank juga melaporkan rasio non-performing loan (NPL) kotor dan NPL net per menjadi 3,3% dan 1,2% dari sebelumnya 4,8% dan 1,7% pada September 2018.
Sementara itu, dari segi fungsi intermediasi, Bank Permata mencatatkan kredit sebesar Rp107,6 triliun pada September 2019. Realisasi itu tumbuh di bawah industri atau 1,0% yoy, yang dikontribusikan dari retail banking dan wholesale banking.
Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank Permata juga mencatat pertumbuhan di bawah rata-rata industri, yakni 2,0% yoy. Giro dan tabungan masing-masing naik 11,0% yoy dan 6,0% yoy, sedangkan deposito turun 4,0% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel