Investasi Manufaktur Menurun, Kawasan Industri Terus Dikembangkan

Bisnis.com,15 Nov 2019, 09:54 WIB
Penulis: Oktaviano DB Hana
ilustrasi./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Himpunan Kawasan Industri memastikan bahwa pengembangan kawasan industri baru terus dipacu kendati tren penurunan investasi di sektor manufaktur masih berlanjut pada tahun ini.

Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (KHI) Sanny Iskandar mengatakan kondisi saat ini justru menjadi peluang. Pasalnya, pada periode kedua kepemimpinannya, Presiden Joko Widodo langsung berfokus pada peningkatan sektor manufaktur guna memperbaiki neraca perdagangan.

Sektor manufaktur, katanya, bakal dipacu agar berkontribusi lebih tinggi bagi ekspor dan ekonomi nasional. Dengan begitu, pemanfaatan kawasan industri akan lebih tinggi dan kian tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

“Kami tetap akan mengembangkan kawasan baru untuk mendukung tujuan pemerintah," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (14/11/2019).

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi di sektor manufaktur pada periode Januari - September 2019 senilai Rp147,3 triliun. Realisasi itu menurun sekitar 13,15% (yoy) sebab pada Januari - September 2018 arus investasi ke manufaktur nasional tercatat senilai Rp 169,6 triliun.

Dengan begitu, sektor manufaktur sangat berpotensi melanjutkan tren penurunan investasi dalam beberapa tahun terakhir. Setelah tumbuh hingga 42,3% (yoy) pada 2016, sektor manufaktur terus mencatatkan penurunan realisasi investasi dalam dua tahun terakhir.

Sanny mengakui para investor pada paruh pertama tahun ini banyak bersikap menunggu sehingga menahan penanaman modal baru atau ekspansinya. Hal itu juga dilandasi perlambatan ekonomi global.

Namun, dia meyakini ke depan realisasi investasi akan kembali meningkat sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan sektor manufaktur.

"Peluangnya masih cukup banyak, terutama karena pasar dalam negeri sangat besar. Pemerintah mendorong hilirisasi agar industri kita lebih berdaya saing," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Galih Kurniawan
Terkini