Kompetitor Berguguran, Peluang Besar Sumitomo Kuasai Bank Permata

Bisnis.com,15 Nov 2019, 18:54 WIB
Penulis: Muhammad Khadafi

Bisnis.com, JAKARTA - Peluang Sumitomo Mitsui Financial Group (SMFG) untuk mengakuisisi saham mayoritas di PT Bank Permata Tbk. meningkat. Hal ini seiring dengan dua saingan utama bank asal jepang tersebut keluar dari meja negosiasi, demikian mengutip Reuters, Jumat (14/11/2019).

Bank asal Singapura OCBC Group dan DBS Group sempat menunjukan minat dalam penawaran saham Bank Permata. Tidak disebutkan alasan mundurnya dua bank besar asal negeri jiran tersebut.

Dalam berita tersebut juga menyebutkan bahwa satu sumber menyatakan SMFG dalam pembicaraan lanjutan dalam proses tawar menawar pembelian saham bank. Seperti diketahui Standard Chartered Plc. dan PT Astra Internasional Tbk. berbagi rata 89,12% saham emiten bank berkode BNLI tersebut.

Seperti diberitakan Bisnis sebelumnya, mengutip situs Bloomberg, Rabu (14/8), grup bank asal Singapura, OCBC mempertimbangkan membeli sekitar 90% saham Bank Permata senilai US$1,9 miliar, atau sekitar Rp27,09 triliun dengan asumsi kurs Rp14.260 per dolar Amerika Serikat.

Sementara itu Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Heru Kristiyana sempat mengatakan bahwa Astra International dan Standard Chartered Bank akan melepas kepemilikan di Bank Permat. Saat ini aksi korporasi tersebut masih dalam proses tawar menawar.

“Biding [tawar menawar] sudah berjalan. Banyak pihak yang bid Permata dari dalam dan luar negeri,” kata Heru di Jakarta, Rabu (6/11/2019).

Isu divestasi saham Bank Permata telah cukup lama bergulir. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sempat menjadi satu bank yang tertarik untuk melakukan aksi akuisisi. Namun seiring berjalan waktu rencana tersebut pupus.

Isu divestasi tersebut seiring dengan kondisi BNLI yang memburuk. Bank didera tumpukan kredit bermasalah yang membuat rentabilitas keok.

Saat ini Bank Permata tengah dalam kondisi yang membaik. Rentabilitas bank pun mulai kembali pulih.

BNLI mengincar tutup buku 2020 dengan capaian laba sebesar Rp2 triliun. Kepercayaan diri perusahaan itu muncul seiring dengan rasio kredit bermasalah yang menurun.

Per kuartal III/2019 bank melaporkan rasio nonperforming loan (NPL) kotor dan NPL net per menjadi 3,3% dan 1,2% dari sebelumnya 4,8% dan 1,7% pada September 2018.

Direktur Utama Bank Permata Ridha D.M. Wirakusumah optimis pada tahun ini bank bisa mencetak laba bersih lebih dari Rp1 triliun. Per September 2019, bank mengumumkan pertumbuhan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun atau naik 121% secara tahunan (year-on-year/yoy). Hal tersebut merupakan kontribusi dari kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 3,0% yoy dan pendapatan operasional selain bunga sebesar 22% yoy.

 
 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini