Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Jiwasraya (Persero) buka suara soal isu permohonan dana talangan atau bail out yang tersiar akhir-akhir ini.
Bail out tersebut bukan langkah utama dalam penyehatan keuangan perseroan, meskipun kemungkinan tetap diperlukan.
Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko menyatakan bahwa dirinya akan berkomitmen dan fokus dalam melaksanakan upaya penyehatan kondisi keuangan perseroan.
Berbagai skema telah disiapkan oleh jajaran direksi untuk memulihkan kondisi perseroan yang kini mencatatkan risk based capital (RBC) -802 persen.
Sebelumnya tersiar informasi bahwa Jiwasraya mengajukan permohonan bail out senilai Rp32,89 triliun untuk mengembalikan RBC menjadi 120 persen, seperti ketentuan minimum dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun, Hexana menjelaskan bahwa hal tersebut bukan merupakan opsi utama.
"Saya luruskan, untuk pemenuhan solvabilitas ada inisiatif-inisiatif korporasi bersama pemegang saham yang tidak termasuk bail out," ujar Hexana kepada Bisnis, Jumat (15/11/2019).
Dia menjabarkan bahwa berbagai upaya tersebut seperti pembentukan anak usaha Jiwasraya Putra (JsP) dengan melibatkan strategic partner, mekanisme pembiayaan melalui FinRe, penerbitan mandatory convertible bond (MCB), atau subdebt kepada holding.
Hexana menjelaskan bahwa berbagai upaya penyehatan yang akan menjadi prioritas tersebut dapat memberikan tambahan dana bagi Jiwasraya, tetapi dia tidak dapat menyebutkan nilainya.
"Tentu sudah kami hitung perkiraan dana [dari berbagai upaya selain bail out], tetapi sangat rahasia karena sedang di-due diligent," ujar Hexana.
Menurut Hexana perolehan dana dari upaya-upaya prioritas tersebut akan diutamakan untuk pembayaran klaim jatuh tempo dalam waktu dekat. Meskipun begitu, sebagian dana tersebut akan dialokasikan untuk berbagai keperluan lain dengan porsi relatif kecil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel