Angin Kencang dan Medan Sulitkan Pemadaman Kebakaran Lawu

Bisnis.com,17 Nov 2019, 05:42 WIB
Penulis: Newswire
Gunung Lawu terbakar terlihat dari Desa Sidokerto, Kecamatan Sidorejo, Magetan, Jawa Timur, Jumat (15/11/2019). Gunung Lawu sisi timur terbakar sejak Jumat siang dan belum diketahui penyebabnya./Antara-Siswowidodo

Bisnis.com, MAGETAN - Sebanyak 445 personel gabungan dilibatkan untuk memadamkan kebakaran hutan yang masih terjadi di lereng Gunung Lawu masuk wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Ferry Yoga Saputra mengatakan petugas gabungan tersebut berasal dari berbagai instansi, seperti Perhutani KPH Lawu Ds, BPBD Magetan, TNI, Polri, pemadam kebakaran, relawan, dan masyarakat sekitar.

"Hingga kini api belum padam. Angin yang cukup kencang dan lokasi kebakaran yang berada di jurang terjal menyulitkan petugas untuk memadamkan api. Apalagi, pemadaman hanya dilakukan secara manual," ujar Ferry Yoga kepada wartawan, Sabtu (16/11/2019).

Menurut dia, ratusan personel tersebut dibagi menjadi empat regu yang disebar di beberapa titik kebakaran. Pemadaman api dilakukan sejak pagi hingga sore hari.

"Sementara untuk malam hari kegiatan pemadaman dihentikan karena gelap. Namun demikian, petugas tetap melakukan pemantauan," kata dia.

Seperti diketahui, hutan yang ada di lereng Gunung Lawu sisi wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur terbakar dan hingga Sabtu malam ini belum dapat dipadamkan.

Data BKPH Lawu Selatan mencatat kebakaran terpantau sejak hari Jumat (15/11/2019) siang. Awalnya yang terbakar merupakan bagian bawah hutan pinus di petak 57 RPH Bedagung masuk wilayah Kecamatan Panekan, Magetan.

Angin yang kencang, membuat api meluas hingga memasuki wilayah tiga desa, yakni Desa Bedagung, Sukowidi, dan Ngiliran di Kecamatan Panekan.

Meski api belum dapat dipadamkan, petugas memastikan kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu tersebut tergolong jauh dari permukiman warga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini