Kinerja Berpotensi Melambat, Ekspor Industri Furnitur Dipacu

Bisnis.com,18 Nov 2019, 10:30 WIB
Penulis: Andi M. Arief
ilustrasi./ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bakal terus memacu pertumbuhan produksi industri furnitur pada tahun ini kendati realisasinya kemungkinan lebih rendah ketimbang tahun lalu.

Kemenperin mencatat nilai ekspor furnitur nasional baru mencapai sekitar US$730 juta. Adapun, rata-rata ekspor pada 6 bulan pertama tahun lalu mencapai US$845 juta. 

“Tapi, kami usahakan mendekati. [Penurunan pertumbuhan] itu memang karena perang dagang parah. Yang punya uang di dunia ini Amerika [Serikat] dan China,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kemenperin Gati Wibawaningsih kepada Bisnis belum lama ini.

Namun demikian, Gati mengatakan industri nasional baru akan memanfaatkan perang dagang tersebut pada tahun ini. Seperti diketahui, perang dagang membuat adanya kekosongan pasokan furnitur sebanyak 48,8% atau senilaiUS$26,32 miliar.

Gati mencatat akan ada relokasi sekitar 52 pabrikan ke dalam negeri akan meningkatkan kapasitas terpasang industri furnitur. Pasalnya, relokasi tersebut juga berpotensi adanya alih teknologi industri furnitur di dalam negeri.

Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan (HIMKI) Soenoto memproyeksikan volume produksi nasional dan nilai ekspor masing-masing tumbuh 5%—10%. Menurutnya, pertumbuhan pada tahun ini didorong oleh pameran dan peningkatan sarana dan prasarana pabrikan furnitur.

Pihaknya akan membentuk sebuah pusat logistik untuk memacu ketersediaan bahan baku. Soenoto mengusulkan agar pemerintah melarang ekspor kayu mentah.

“[Ketersediaan bahan baku] kuat asal pemerintah tegas menjaga terjadinya penyelundupan dan tetap dilarang ekspor bahan baku baik rotan maupun kayu. Bukan dibatasi, dilarang,” ujarnya kepada Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Galih Kurniawan
Terkini