Ekspansi Pabrik di Cilegon, Asahimas Chemical Siapkan Rp1,3 Triliun

Bisnis.com,18 Nov 2019, 17:43 WIB
Penulis: Siti Munawaroh
Pertemuan perwakilan Kementerian Perindustrian dengan sejumlah pelaku industri Jepang di Tokyo, Jepang, Senin (18/11/2019)/Kemenperin

Bisnis.com, TOKYO – PT Asahimas Chemical, anak perusahaan AGC Inc dari Jepang, akan membenamkan investasi senilai Rp1,3 triliun untuk ekspansi pabrik fase ke-7 di Cilegon Banten.

Investasi tersebut untuk perluasan pabrik Poli Vinil Clorida (PVC) fase ke-7 dengan kapasitas 200.000 metrik ton per tahun. Ekspansi pabrik ini ditargetkan rampung dan komersialisasi pada semester I/2021.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan Asahimas Chemical telah memastikan langsung kepadanya mengenai rencana investasi untuk ekspansi pabrik sebesar Rp1,3 triliun.

“Asahimas Chemical telah berkomitmen investasi Rp1, 3 triliun untuk perluasan pabrik PVC fase ke-7.  Komersialisasi dari pengembangan pabrik ini diharapkan pada 2021,” kata Menperin di Tokyo, Jepang, Senin (18/11/2019).

Menperin Agus Gumiwang telah melakukan pertemuan dengan jajaran manajemen AGC Inc yakni GM of Essential Chemical General Division Chemical Company Asahimas Kazuaki Koga, dan Vice President Director PT Asahimas Chemical Indonesia Eddy Sutanto.

Turut hadir dalam pertemuan itu Regional President for Asia Pasific Building and Glass Company Masahiro Takeda, dan GM Bussines Planning Office Asia Pasific General Division Building Industrial Glass Company Hiroyuki Ohtani.

Di Indonesia, Asahimas Chemical berdiri pada 1986 dan beroperasi pada 1989. Pabrik Asahimas Chemical memproduksi Klor Alkali-Vinil Klorida dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. 

Kapasitas produksinya sebesar 700.000 dry ton soda kostik, 900.000 ton Monomer Vinil Klorida (VCM), 550 ton PVC. Perusahaan ini memenuhi kebutuhan 400 lebih industri nasional dan menyerap 1.300 tenaga kerja.

Pengembangan industri kimia di Indonesia saat ini masih menghadapi sejumlah tantangan di antaranya ketahanan pasokan garam industri dan harga yang kompetitif. Garam industri sebagai bahan utama produksi Asahimas Chemical misalnya saat ini masih harus diimpor karena belum adanya industri pengolah garam lokal.

"Kami sudah berikan komitmen untuk impor garam untuk industri. Berapapun yang dibutuhkan industri sekali lagi bagi industri yang belum tersedia di dalam negeri itu wajib kami berikan kemudahan. Dengan catatan belum tersedia di dalam negeri," kata Menperin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Galih Kurniawan
Terkini