CIMB Niaga Memoles Kinerja Anak Usaha

Bisnis.com,18 Nov 2019, 17:58 WIB
Penulis: Ipak Ayu H Nurcaya
Nasabah bertransaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri Bank CIMB Niaga di Jakarta, Senin (7/8)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank CIMB Niaga Tbk. memastikan akan terus memacu startegi untuk mendorong anak usaha bertumbuh secara sehat. Salah satunya yang diterapkan pada CIMB Niaga Auto Finance (CNAF).

Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan dalam 3 tahun ini perseroan memiliki sejumlah strategi yakni dengan memperkecil sales guna mengejar kualitas kinerja lebih sehat dan menguntungkan.

Menurut Lani, perseroan telah menata ulang jenis sales CNAF yakni bukan lagi dengan mengejar volume seperti dulu. Jika dulu seluruh dari dealer masuk ke tipe kendaraan low ticket size, tetapi sekarang dengan kuatnya cross selling dengan nasabah bank, ticket size dapat dikejar lebih tinggi, tetapi volume lebih kecil.

Ditambah juga penerapan screening analisa kredit yang lebih baik menggunakan credit scoring, dan lainnya. Dengan demikian, margin lebih bagus, biaya dan NPF lebih rendah sehingga return profit lebih baik.

Alhasil, bagi Lani secara profitabilitas CNAF dinilai sudah semakin jauh lebih  baik dengan rasio kredit bermasalah (Non Performing Financing/NPF) kecil dan biaya operasional turun. Perseroan pun lebih menitik beratkan pada total portofolio kinerja dalam kontribusi terhadap induk perusahaan bukan hanya sales.

"Saat ini kinerja CNAF kami anggap sangat baik. CNAF telah bertransformasi menjadi perusahaan yang menguntungkan dan sehat," katanya kepada Bisnis belum lama ini.

Per kuartal III/2019, CNAF memang masih mencatatkan laba sebelum pajak atau profit before tax (PBT) tercatat sebesar Rp228,4 miliar per September 2019, atau lebih kecil dibandingkan dengan September 2018 sebesar Rp240 miliar.

Namun, Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman memastikan sampai akhir tahun ini dengan perkembangan kinerja yang baik dari perseroan maka laba akan bertumbuh lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Secara portofolio, per kuartal III/2019 CNAF sudah mencatatkan pertumbuhan menjadi Rp2,8 triliun dibandingkan dengan kuartal III/2018 Rp2,2 triliun.

Menurutnya, kala itu portofolio pernah menurun akibat penyelesaian yang terjadi yang kemudian berimbas pada pencairan yang turun signifkan. Namun, kini perseroan lebih memilih perubahan bisnis dari yang berisiko tinggi menjadi yang berisiko rendah.

"Dulu itu segmentasi kami tidak sesuai infrastruktur yang kami miliki karena banyak commercial car dan alat berat. Kami tidak expert ke sana, sementara infrastruktur tidak siap dan berisiko tinggi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini