BOJ : Masih Ada Ruang untuk Menekan Suku Bunga Negatif

Bisnis.com,19 Nov 2019, 16:08 WIB
Penulis: Nirmala Aninda
Haruhiko Kuroda/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Sentral Jepang Haruhiko Kuroda mengatakan bahwa BOJ masih memiliki ruang untuk menekan suku bunga negatif lebih dalam, dengan batas maksimal seberapa jauh pelonggaran dapat dilakukan.

Kuroda memilih untuk mengabaikan pandangan para kritik yang mengatakan bahwa BOJ telah kehabisan alat untuk memperluas stimulus.

Menurutnya, ada konsensus di dalam bank sentral bahwa pembuat kebijakan masih dapat menekan suku bunga negatif lebih dalam, dari saat ini sebesar -0,1%.

Meski demikian, dia mengingatkan bahwa BOJ harus berhati-hati saat menimbang manfaat dan konsekuensi dari pelonggaran lebih lanjut.

Tantangan untuk mendorong stimulus telah meningkat karena kebijakan moneter yang tertahan terlalu lama dan efek positifnya terhadap bank sentral.

"Ada banyak ruang untuk memperdalam suku bunga negatif. Tetapi saya tidak pernah mengatakan bahwa bank sentral tidak memiliki batasan dalam melakukan pelonggaran," kata Kuroda pada laporan setengah tahunan kepada parlemen, dikutip melalui Reuters, Selasa (19/11/2019).

Kuroda juga mengatakan masih ada cukup obligasi pemerintah Jepang (JGB) yang tersisa di pasar untuk dibeli BOJ, meredam kekhawatiran bahwa pembelian besar akan menguras likuiditas pasar.

Setelah bertahun-tahun melakukan pembelian besar-besaran untuk membanjiri pasar dengan uang tunai, BOJ sekarang memiliki hampir setengah dari pasar JGB.

Pada ekonomi Jepang, Kuroda mengulangi pandangannya bahwa ekonomi kemungkinan akan terus berkembang tetapi memperingatkan potensi dampak dari melambatnya pertumbuhan global.

"Ekonomi Jepang diperkirakan akan terus berkembang dan inflasi akan secara bertahap menuju target 2% kami. Tetapi kita harus tetap waspada terhadap risiko penurunan, terutama yang terkait dengan ekonomi global,” katanya.

Di bawah kebijakan yang dijuluki kontrol kurva imbal hasil, BOJ berjanji untuk menjaga suku bunga jangka pendek di -0,1% dan imbal hasil obligasi 10 tahun sekitar 0%.

Bank sentral juga membeli obligasi pemerintah dan aset berisiko untuk mencapai target inflasi 2%.

BOJ mempertahankan kebijakan moneter tetap stabil bulan lalu serta mengubah sedikit pedoman prospek ekonomi dan mengatakan akan mempertahankan suku bunga sangat rendah atau bahkan memotongnya jika diperlukan untuk mengukur risiko di luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Achmad Aris
Terkini