Sektor Pariwisata Diharapkan Dongkrak Ekonomi Jateng

Bisnis.com,19 Nov 2019, 19:21 WIB
Penulis: Hafiyyan
Wisatawan menikmati pemandangan matahari terbit dari Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (15/12/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, SEMARANG—Kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah ditargetkan semakin meningkat.

Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jateng Sinung Nugroho Rachmadi, kontribusi pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi semakin meningkat dan berdampak langsung terhadap masyarakat.

Kontribusi pariwisata terhadap ekonomi dapat dilihat dari dua hal, yakni length of stay atau Rata-rata Lama Menginap (RLM) dan seberapa besar turis mengeluarkan uang di suatu destinasi.

“Kalau kita akumulasi, spent of money pariwisata itu tersebesar untuk akomodasi, kuliner, dan souvenir atau merchandise. Dua hal itu [RLM dan mengeluarkan uang] yang kita kejar,” tuturnya kepada Bisnis, Minggu (17/11/2019).

Dalam tiga tahun terakhir, rerata lama tinggal wisatawan di Jateng cenderung meningkat menjadi 2,3 hari. Hal itu terjadi seiring dengan peningkatan jumlah kedatangan turis.

Pada 2019, pihaknya menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 850.000—900.000 orang dan wisatawan nusantara (wisnus) 49,5 juta orang. Pada pertengahan tahun, kedatangan wisman baru mencapai 119.438 orang dan wisnus 23,04 juta orang.

“Kami tetap optimistis dapat mencapai target kedatangan wisatawan pada tahun ini. Karena tahun lalu ada faktor bencana alam dan rehabilitasi sejumlah destinasi uatam seperti Kawasan Kota Lama di Semarang, sekarang semua tinggal berjalan,” paparnya.

Pada 2020, ditargetkan jumlah wisman mencapai 1,2 juta orang dan wisnus 56 juta orang. Dalam jangka yang lebih panjang, sektor pariwisata diharapkan berkontribusi 10 persen terhadap PDRB Jateng, yang ditargetkan mencapai 7 persen pada 2023.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal III/2019, PDRB Jateng mencapai 5,66 persen dengan nilai atas dasar harga berlaku Rp351,48 triliun. Kontribusi sektor penyediaan akomodasi, makanan, dan minuman sebesar Rp11,76 triliun atau 3,35 persen.

Kendati masih berkontribusi minim, pertumbuhan sektor akomodasi dan mamin mencapai 16,95 persen year on year (yoy), atau tertinggi dibandingkan sektor lainnya. Dengan demikian, potensi kontribusi sektor tersebut cenderung bertumbuh lebih cepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini