LPS Baru Pangkas Suku Bunga, BI Diminta Menahan Diri

Bisnis.com,20 Nov 2019, 18:26 WIB
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan penjelasan pada jumpa pers mengenai hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (21/3/2019). Bank Indonesia memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI 7DRR) sebesar 6,00 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi internal yang relatif stabil mendorong Bank Indonesia sebaiknya menahan suku bunga acuan atau BI 7 Days (Reverse) Repo Rate pada level 5,00% terutama setelah Lembaga Penjamin Simpanan baru saja memangkas suku bunga pinjamannya.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyatakan, Bank Indonesia diperkirakan menahan suku bunganya setelah memangkas 100 basis poin dalam empat bulan berturut-turut.

Dia menilai, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang baru saja memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin pada Selasa (19/11/2019) setelah pemangkasan sebelumnya pada September 2019 membutuhkan waktu transmisi.

“Penurunan suku bunga penjaminan simpanan, dipengaruhi oleh tren suku bunga simpanan perbankan yang cenderung turun merespons penurunan suku bunga acua pada Juli hingga Oktober 2019 sebesar 100 basis poin,” kata Josua saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (20/11/2019).

Dia juga menyatakan penurunan suku bunga PUAB yang mengindikasikan juga kondisi likuiditas perbankan manageable. Adapun suku bunga LPS yang sifatnya backward looking, di mana suku bunga LPS akan responsif pada rata-rata tertimbang di industri perbankan.

Oleh sebab itu, dengan tren suku bunga PUAB yang cenderung menurun, mengindikasikan kondisi likuditas perbankan membaik. Sehingga, selanjutnya diharapkan dapat mendorong penurunan suku bunga kredit.

“Sehingga, mendorong transmisi pelonggaran kebijakan moneter yang menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek,” jelasnya.

Beberapa faktor lain yang mendorong Bank Indonesia perlu menahan suku bunga acuannya adalah karena level 5,00% masih konsisten dalam menjangkar ekspektasi inflasi serta mendorong stabilitas nilai tukar dalam jangka pendek. Suku bunga saat ini juga diperkirakan akan tetap membuat aset keuangan rupiah tetap atraktif, dengan mempertimbangkan ekspektasi pelaku pasar The Fed masih akan mempertahankan suku bunga acuan pada FOMC Desember mendatang.

Josua memerinci, faktor lain yang juga perlu dipertimbangkan adalah kurva term structure Bank Indonesia yang cenderung flat. Adapun pada lelang Reverse Repo Surat Utang Negara (SUN) 12 bulan, pada 15 November yang lalu menunjukkan suku bunga RR SUN 12 bulan masih tetap stabil.

Dia menambahkan, jika Bank Indonesia tetap memangkas suku bunga acuan pada November ini, diharapkan cost of fund dapat turun. Dengan demikian likuiditas diharapkan dapat membaik sedemikian sehingga transmisi moneter pada perekonomian dapat lebih efektif.

Pada RDG Bank Indonesia 23-24 Oktober 2019 memutuskan menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 5,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,75%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Achmad Aris
Terkini