Ketidakpastian Global, Pasar Obligasi Bergerak Variatif

Bisnis.com,20 Nov 2019, 09:30 WIB
Penulis: Duwi Setiya Ariyanti
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Pilarmas Investindo Sekuritas menyebut pergerakan pasar obligasi cenderung bervariasi.

Dikutip dari hasil risetnya, Rabu (20/11/2019), Direktur Riset Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan secara teknikal pergerakan pasar obligasi cenderung bervariasi. Alasannya, terdapat ketidakpastian global terkait perang dagang China-AS.

Di sisi lain, sentimen turunnya bunga dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bakal menjadi sentimen positif di pasar. Penurunan sebesar 25 basis poin (bps) direalisasikan sehingga tingkat bunga penjaminan LPS untuk simpanan rupiah pada bank umum sebesar 6,25% dan valuta asingnya 1,75%.

Sementara itu, tingkat bunga penjaminan BPR rupiah 8,75%. Langkah ini ditempuh berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain suku bunga simpanan perbankan masih melanjutkan tren penurunan pasca-penurunan suku bunga kebijakan moneter sebesar 100 bps sepanjang Juli-Oktober 2019, dan risiko serta prospek likuiditas perbankan yang stabil dengan kecenderungan turun.

Pergerakan yang variatif tercermin pada instrumen surat utang negara (SUN) tenor pendek dan panjang yang menunjukkan penguatan tetapi tenor menengah justru melemah.

"Kami melihat bahwa pergerakan pasar obligasi secara teknikal analisis akan menjadi bervariatif hari ini," ujarnya.

Adapun, sentimen yang akan memengaruhi pergerakan pasar hari ini antara lain ancaman AS terhadap China untuk memberikan tarif yang lebih tinggi bila kesepakatan perdagangan tak kunjung diteken.

Atas proyeksi tersebut, dia merekomendasikan agar investor melakukan wait and see dan menanti sampai pergerakan pasar menyentuh 55 basis poin.

"Kami merekomendasikan wait and see hari ini, pergerakan pasar obligasi yang bergerak melebihi 55 bps, akan menjadi arah selanjutnya bagi pasar obligasi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ana Noviani
Terkini