Ekspor Perhiasan Sulut Terdorong Permintaan Singapura

Bisnis.com,21 Nov 2019, 13:06 WIB
Penulis: M. Nurhadi Pratomo
Ilustrasi perhiasan dari perak./Antara-Ari Bowo Sucipto

Bisnis.com, MANADO— Nilai ekspor kelompok perhiasan atau permata Provinsi Sulawesi Utara terdongkrak permintaan dari Singapura.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara Ateng Hartono menjelaskan bahwa nilai ekspor perhiasan atau permata tergolong tinggi. Pasalnya, kelompok komoditas itu tumbuh 40,99% secara tahunan untuk periode Januari 2019—Oktober 2019.

“Kenaikan ekspor perhiasan atau permata tersebut didorong oleh permintaan dari Singapura,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (21/11/2019).

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, kenaikan juga terjadi dari sisi kontribusi komoditas perhiasan atau permata terhadap ekspor nonmigas Sulut. Peran kelompok itu naik dari 9,02% pada Januari 2018—Oktober 2018 menjadi 16,46% periode Januari 2019—Oktober 2019.

Dari sisi peran terhadap total nilai ekspor nonmigas Sulut Januari 2019—Oktober 2019, kelompok perhiasan dan permata berada di posisi kedua. Kontribusi komoditas itu berada di bawah lemak dan minyak hewani atau nabati.

Sebelumnya, Koordinator International Business Administration (IBA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sam Ratulangi Joy Elly Tulung menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir industri perhiasan dan permata Sulut mulai berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Sejumlah negara seperti Singapura dan China meminati hasil produksi Bumi Nyiur Melambai.

Joy menilai industri perhiasan dan permata harus terus terus didorong karena merupakan bagian dari ekonomi kreatif. Apalagi, sektor itu memang menjadi perhatian pemerintah dalam beberapa tahun terakhir.

“Pemerintah harus terus mendorong industri ini agar memiliki daya saing dengan terus mengembangkan kreativitas dari pelaku usaha ini, karena ke depan tentunya persaingan secara global akan terus meningkat,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini