GWM Turun 50 Bps, BNI Dapat Tambahan Likuiditas Rp2,5 Triliun

Bisnis.com,21 Nov 2019, 19:09 WIB
Penulis: Maria Elena
Logo Bank Indonesia terlihat di kantor pusat Bank Indonesia di Jakarta, 17 Januari 2019./ REUTERS-Willy Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menyambut positif penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) yang dilakukan Bank Indonesia (BI) sebesar 50 basis poin.

Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Herry Sidharta mengatakan perseroan mendapat tambahan likuiditas sebesar Rp2-Rp2,5 triliun dari penurunan GWM tersebut.

“Untuk BNI sendiri, dampak tambahan likuiditas sekitar Rp2-Rp2,5 triliun,” katanya kepada Bisnis, Kamis (21/11/2019).

Herry menilai, pelonggaran GWM tersebut memberikan tambahan likuiditas bagi industri perbankan secara umum yang dapat mendukung percepatan penyaluran kredit maupun aset produktif lainnya.

Namun demikian, menurutnya, isu likuiditas di industri perbankan yang masih ketat diperkirakan masih akan terjadi di tahun depan sehingga kisaran LDR diproyeksikan tidak berbeda jauh dengan tahun ini di kisaran rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (loan to deposit ratio/LDR) 93%-95%.

Seperti diketahui, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada November 2019 memutuskan menurunkan GWM 50 bps, dengan rincian untuk Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah masing-masingnya menjadi 5,5% dan 4,0%, dengan GWM rerata masing-masing tetap sebesar 3,0%.

Adapun, aturan tersebut mulai berlaku efektif pada 2 Januari 2020. Dari pelonggaran GWM tersebut, bank mendapat tambahan likuiditas sebesar Rp26 triliun, yakni bank umum mendapat tambahan likuiditas sebesar Rp24,1 triliun dan bank umum syariah sebesar Rp1,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini