Impor Daging Babi China Periode Oktober Naik Dua Kali Lipat

Bisnis.com,23 Nov 2019, 22:15 WIB
Penulis: Finna U. Ulfah
Suasana di Pelabuhan Lianyungang, Provinsi Jiangsu, China, 8 September 2018./REUTERS-Stringer

Bisnis.com, JAKARTA - Impor daging babi China pada Oktober naik dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu karena persediaan dalam negeri menipis seiring dengan penyakit flu babi yang mematikan sebagian besar pasokan China.

Berdasarkan data Bea Cukai China, Impor daging babi untuk sepuluh bulan pertama tahun ini mencapai 1,5 juta ton, naik 49,4% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Mengutip Reuters, demam babi Afrika yang mematikan telah mengurangi kawanan babi China hingga 41% setelah menyebar ke seluruh provinsi China dan membuat banyak petani tidak mau mengisi kembali peternakan mereka.

Penurunan jumlah kawanan babi mendorong harga daging babi eceran pada akhir Oktober naik 148% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menjadi hampir 59 yuan US$8,38 per kg, menyebabkan inflasi makanan China melonjak.

Adapun, China saat ini telah membuka pasarnya untuk sumber-sumber daging baru, menyetujui lusinan pabrik pengolahan daging babi baru dikirim dari Brasil, Argentina, dan Inggris dalam beberapa bulan terakhir untuk membantu mengurangi kekurangan pasokan.

Negara Panda tersebut dikabarkan akan menerima kargo pertama daging babi Italia pekan ini, sedangkan Argentina mengirimkan muatan kapal pertama daging babi dingin ke China.

Impor daging sapi yang umumnya harga lebih mahal daripada daging babi, juga mendapat manfaat dari kekurangan daging babi, dengan impor Oktober berada di level 150.829 ton, naik 63,2% dibandingkan dengan tahun lalu. 

Pengiriman daging sapi juga meningkat, berkat meningkatnya permintaan dari kelas menengah China yang berkembang. Selama sepuluh bulan pertama, impor daging sapi adalah 1,28 juta ton, melonjak 54,5% dibandingkan dengan tahun lalu.

Selain itu, impor daging ayam juga melonjak dengan pengiriman Oktober mencapai 66.921 ton, naik 64% di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini