Kanker Paru Pembunuh di Indonesia

Bisnis.com,25 Nov 2019, 14:16 WIB
Penulis: Novita Sari Simamora
Ilustrasi kanker paru/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kanker paru menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia terutama bagi pria yang terpapar asap industri dan rokok. Jumlah penderita kanker paru diprediksi bakal meningkat hingga 20 tahun ke depan.

Dokter kanker paru Arif R Hanafi RS Kanker Dharmais mengungkapkan jumlah penderita kanker berpotensi meningkat sering bertambahnya perokok berusia produktif di Indonesia. Bila seseorang tinggal di lingkungan yang tinggi asap maka risiko kanker paru sekitar 20%-30%.

"Indonesia bakal terjadi epidemi kanker, karena kasus kanker paru terus meningkat," ungkapnya di Jakarta, Sabtu (23/11/2019).

Data Global Cancer Observatory menyebutkan insiden kanker paru di Indonesia pada 2018 mencapai 30.023 kasus, pada 2020 diprediksi bakal meningkat menjadi 31.973 kasus. Temuan kasus kanker paru pada 2025 dan 2040 diperkirakan bakal naik masing-masing menjadi 37.464 kasus dan 54.983 kasus.

Tren proyeksi peningkatan kasus kanker tak hanya dicatatkan oleh lembaga internasional. Senada, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) mencatatkan angka prevalensi kanker di Indonesia pada 2018 adalah 1,8 per 1.000 penduduk, atau telah naik dari 2013 sebesar 1,4 per 1.000 penduduk.

Pada 2018, penyakit kanker telah menimbulkan kematian sebanyak 9,6 juta orang di dunia, sedangkan sebanyak 57% kematian terjadi Asia atau setara dengan 5,47 juta kematian. Pada tahun lalu, kematian tertinggi akibat kanker terjadi di Asia.

Arif mengatakan biasanya pasien-pasien berobat ke rumah sakit sudah memasuki stadium lanjut seperti stadium 3. Hal ini disebabkan karena terbatasnya pemahaman terhadap penyakit kanker paru.

Saat ini, dunia kedokteran gencar melakukan penelitian untuk memperpanjang periode hidup berkualitas bagi penderita kanker paru. Mulai dari kemoterapi, terapi target dan imunoterapi kanker.

Dia mengungkapkan bahwa imunoterapi kanker adalah terobosan terbaru pengobatan kanker. Pengobatan ini menggunakan bagian tertentu dari sistem kekebalan tubuh seseorang dengan cara merangsang sistem kekebalan untuk bekerja lebih keras atau lebih pintar untuk menyerang sel kanker.

Cara bekerja imunoterapi kanker yakni dengan memberikan komponen pada sistem komponen seperti protein. Adapun jenis imunoterapi yang sekarang meliputi antibodi monoklonal, immune checkpoint inhibitor (PD-L1, PD-1, CTLA-4 inhibitor), vanksin kanker, imunoterapi non-spesifik (interleukins, interferons).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini