Relaksasi GWM Belum Cukup, Bunga Kredit Masih Sulit Turun

Bisnis.com,25 Nov 2019, 18:23 WIB
Penulis: Muhammad Khadafi
Bunga Kredit. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk. Taswin Zakaria menilai pemangkasan giro wajib minimum (GWM) tidak cukup melonggarkan likuiditas pada tahun depan.

Hal ini pada akhirnya membuat ruang bank untuk memangkas suku bunga kredit mengikuti kebijakan pelonggaran moneter bank sentral tidak banyak.

Dia memperkirakan bahwa pada tahun ini industri perbankan akan menyalurkan kredit sekitar Rp5.500 triliun. Dengan asumsi pertumbuhan tahun depan 10% secara tahunan, artinya permintaan kredit baru bisa sekitar Rp550 triliun.

“GWM itu kemarin dampaknya sekitar Rp25 triliun. Ini dibagi dengan jumlah bank yang ada saja sudah tidak terlalu banyak. Lalu permintaan kredit baru Rp550 triliun, apakah tambahan Rp25 triliun itu cukup?” katanya usai rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Senin (25/11/2019).

Seperti diketahui, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada November 2019 memutuskan menurunkan GWM sebesar 50 basis poins (bps). Aturan ini berlaku efektif pada 2 Januari 2020.

Bank sentral memperkirakan kebijakan tersebut memberikan tambahan likuiditas kepada perbankan sebesar Rp26 triliun. Hal itu dengan rincian, yakni bank umum mendapat tambahan dana sebesar Rp24,1 triliun dan bank umum syariah sebesar Rp1,9 triliun.

Sementara itu, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, rasio likuiditas bank umum pada akhir kuartal ketiga tahun ini berada pada 93,7%. Realisasi ini sedikit lebih longgar dibandingkan dengan posisi tertinggi tahun ini, yaitu 96,19%.

Namun, bila dirinci, rasio simpanan terhadap likuiditas (loan to deposit ratio/LDR) melonggar disebabkan oleh pertumbuhan kredit yang konsisten melambat hingga menyentuh pertumbuhan tahunan kurang dari 8% per September 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini