Kapasitas Penggilingan Gandum Bogasari Segera Capai 20.000 Ton per Hari

Bisnis.com,27 Nov 2019, 17:24 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Gandum dan tepung terigu. /Bogasari

Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha industri pengolahan gandum memasang pertumbuhan bisnis yang progresif pada 2020 seiring optimisme akan tingkat konsumsi pada sektor usaha kecil menengah yang diperkirakan tetap positif.

Hal itu diungkapkan Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) Franciscus Welirang. Melalui salah satu divisi perusahaan, yakni PT Bogasari Flour Mills, perseroan menargetkan penambahan kapasitas giling gandum hingga 1.500 ton per hari untuk pabrik yang berlokasi di Cibitung, Bekasi.

Adapun investasi yang digelontorkan perusahaan untuk peningkatan kapasitas ini mencapai Rp600 miliar dengan target operasi pada Desember 2020. Menurut Franciscus, proses pembangunan bakal rampung pada Februari 2020 atau setahun sejak proses pembangunan dimulai pada Januari 2019.

“Kami sedang membangun di Cibitung dan kapasitasnya akan bertambah 1.500 ton per hari. Total di Cibitung nanti menjadi 2.600 ton per hari,” katanya, Rabu (27/11/2019).

Jika diakumulasikan, total kapasitas giling gandum Bogasari bakal mencapai 20.000 ton per hari secara nasional. Masing-masing sebanyak 11.600 ton untuk pabrik di Jakarta, 6.000 ton per hari di Surabaya, 2.600 ton per hari di Bekasi, dan 200 ton per hari di Tangerang.

Selain menambah kapasitas giling, perusahaan pun berencana menambah kapasitas penyimpanan gandum (silo) di Jakarta sebanyak 36.000 ton yang ditargetkan beroperasi pada akhir 2020. Dengan demikian, kapasitas total silo Jakarta bakal berjumlah 436.000 ton dengan kapasitas total sebanyak 700.000 ton secara nasional.

“Untuk pembangunan silo investasinya sekitar Rp200 miliar,” ungkapnya.

Upaya peningkatan kapasitas ini disebut Franciscus tak lepas dari proyeksi pertumbuhan konsumsi pada 2020. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, peningkatan konsumen disebutnya sejalan dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB).

“Kami mencoba melihat pertumbuhan. Yang dilihat pun tidak bisa per tahun, tapi rata-rata dalam rentang 10 tahun. Seiring pertumbuhan GDP yang tiap tahun kenaikannya bisa tinggi bisa melambat, kalau dirata-rata sekitar 5%. Kami melihat ke situ,” katanya.

Peningkatan kapasitas penggilingan dan penyimpanan ini pun dinilainya perlu sebagai langkah antisipasi dalam menghadapi lonjakan konsumsi pada momen-momen tertentu. Pada momen hari besar keagamaan nasional seperti Lebaran dan Natal, Franciscus mengemukakan lonjakan konsumsi bisa mencapai 10% sehingga stok yang tersedia di kapasitas cadangan dapat dikelola untuk mengantisipasi gejolak harga.

“Peningkatan kapasitas juga diperlukan dalam menjaga stabilitas harga, kapasitas perlu ada spare untuk mengatasi lonjakan pada masa-masa puncak konsumsi seperti ketika Lebaran dan Natal Tahun Baru. Lonjakan bisa mencapai 10%, kalau dulu bisa 20%. Hari ini mungkin lebih tertata pasarnya,” paparnya.

Selain pertimbangan di atas, dia pun memaparkan kondisi perekonomian global juga turut menjadi perhatian perusahaan dalam merencanakan pengembangan bisnis. Dia memperkirakan total serapan gandum bakal didongkrak oleh permintaan domestik.

“Kami harap yang tumbuh di industri pengguna tepung terigu. Kami lihat ada pertumbuhan. Harga tepung terigu lebih stabil dan konsumen tepung terigu bisa dengan mudah memerolehnya secara bebas,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Lucky Leonard
Terkini