Portofolio Watch: Harga Jual Meningkat, Kinerja HMSP Terkerek

Bisnis.com,02 Des 2019, 05:22 WIB
Penulis: Muhammad Ridwan
Penjual melayani pembeli rokok di Jakarta, Rabu (19/9/2018)./ANTARA-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA – Harga jual rata-rata rokok yang meningkat mendongkrak kinerja penjualan PT HM Sampoerna Tbk., tapi pada saat yang sama perseroan juga mencatatkan penurunan volume penjualan. Lantas, mampukah saham HMSP menyentuh Rp2.350?

Isnaputra Iskandar, Analis Maybank Kim Eng dalam risetnya menyebutkan bahwa manajemen HMSP masih optimistis dengan prospek industri rokok pada 2020 di tengah tantangan-tantangan yang bakal dihadapi seperti kenaikan harga yang disebabkan oleh kenaikan cukai.

Pasalnya, hal tersebut menjadi sangat menantang bagi perseroan karena diprediksi bakal mempengaruhi volume penjualan perseroan.

“Perusahaan rokok harus meningkatkan ASP mereka untuk menyamakan dengan harga pasar yang baru,” sebutnya.

Dengan kenaikan harga tersebut, diproyeksikan membuat para perokok beralih ke rokok dengan kadar tar yang lebih tinggi. Adapun rokok jenis tersebut merupakan rokok yang berada pada tier 2.

Kendati demikian, dia menjelaskan bahwa pada tahun depan rokok tier 2 diprediksi bakal menaikkan harganya sebesar 42 persen--43%, sehingga manajemen HMSP tidak terlalu mengkhawatirkan sentiment tersebut.

“Rokok HMSP saat ini sudah ada berada pada harga premium, sehingga kenaikannya menjadi yang terendah, jadi manajemen tidak khawatir perokok akan beralih ke produk lain,” sebutnya.

Adapun pihaknya meningkatkan rekomendasi beli untuk saham HMSP karena disebabkan koreksi harga saham baru-baru ini yang sudah terlalu dalam. Untuk target harga, pihaknya menetapkan Rp2.350 per saham.

“Hasil yang menarik dapat membatasi downside share price. Risiko utama panggilan kami adalah volume yang lebih buruk dari yang diperkirakan,” jelasnya.

Sementara itu, Helen Vincentia, Analis Mega Capital Sekuritas dalam risetnya mengatakan bahwa HMSP membukukan pendapatan sebesar Rp77,5 triliun per September 2019 dengan pertumbuhan pendapatan yang didorong oleh ASP yang lebih tinggi, tetapi volume penjualan turun 3,2% menjadi 72,1 miliar batang.

Dia menambahkan bahwa outlook industri rokok setelah kenaikan pajak cukai yang signifikan sebesar 23% pada tahun 2020, pihaknya menilai bahwa produsen rokok akan secara bertahap meningkatkan ASP mereka untuk meneruskan biaya, yang akan berdampak pada volume penjualan di tengah persaingan yang ketat

“Pendapatan HMSP per September 2019 mewakili 73,4% dari forecast kami. Tapi untuk saham HMSP kami merekomendasikan netral dengan target harga yang ditetapkan Rp2.300,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini