Kenaikan Harga Tomat Kembali Picu Inflasi Sulut November 2019

Bisnis.com,02 Des 2019, 14:00 WIB
Penulis: M. Nurhadi Pratomo
Pekerja menyortir tomat di areal persawahan Desa Bajangan, Parakan, Temanggung, Jawa Tengah, Senin (4/3/2019)./ANTARA-Anis Efizudin

Bisnis.com, MANADO— Kenaikan harga tomat sayur kembali memicu inflasi di Provinsi Sulawesi Utara yang menduduki posisi tertinggi secara nasional pada periode November 2019.

Kepala Badan Pusat Satistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Ateng Hartono mengatakan inflasi Bumi Nyiur Melambai yang diwakili Kota Manado sebesar 3,30% pada November 2019. Posisi itu jauh lebih tinggi dari inflasi nasional pada periode yang sama sebesar 0,14%.

“Inflasi di Indonesia [untuk month to month November 2019] tertinggi di Sulawesi Utara,” ujarnya, Senin (2/12/2019).

Dia menjelaskan bahwa inflasi tahun kalender Sulut sampai dengan November 2019 sebesar 5,50% atau lebih tinggi dari nasional 2,37%. Sementara itu, inflasi year on year (yoy) tercatat sebesar 6,32% sedangkan nasional 3,00%.

Secara pergerakan bulanan, inflasi Sulut periode November 2019 lebih tinggi dibandingkan dengan November 2017 dan November 2019. Posisi inflasi tahun kalender Januari 2019—November 2019 juga menjadi yang tertinggi sejak 2017.

Dari sisi kelompok, Ateng mengatakan bahan makanan menjadi kontributor terbesar bagi inflasi Sulut baik secara month to month (mtm), yoy, maupun tahun kalender. Untuk inflasi mtm misalnya, bahan makanan tercatat mengalami inflasi 13,60%.

Lebih detail, tomat sayur menjadi penyumbang inflasi terbesar di Sulut. Komoditas itu memiliki andil sebesar 3,41% terhadap inflasi.

Adapun, BPS Provinsi Sulut mencatat inflasi tomat sayur pada November 2019 menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan periode November dalam 4 tahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini