Tekan Ongkos Produksi, Industri Komponen Otomotif Gunakan Teknologi Robotik

Bisnis.com,03 Des 2019, 07:34 WIB
Penulis: Thomas Mola
ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Penggunaan teknologi robotik menjadi pilihan pelaku usaha komponen otomotif untuk menyiasati kenaikan upah minimum kabupaten/kota (UMK). Teknologi robotik yang dipakai umumnya didatangkan dari China karena harganya lebih murah dibandingkan negara lain.

Wan Fauzi, Ketua Dewan Pengawas Perkumpulan Industri Kecil-Menengah Komponen Otomotif (Pikko), mengatakan kenaikan UMK membuat pelaku usaha komponen menghitung ulang antara memindahkan lokasi produksi atau mengunakan teknologi robotik untuk proses produksi.

"Pindah juga tambah investasi, pakai robot hitungannya sekitar 3 tahun sudah balik modal," ujarnya kepada Bisnis, Senin (2/12/2019).

Wan Fauzi menuturkan saat ini sekitar 10% hingga 20% anggota Pikko telah menggunakan teknologi robotik untuk proses produksi komponen. Robotik menjadi pilihan paling rasional untuk mempertahankan daya saing.

Dia meyebutkan teknologi robotik yang dipakai umumnya didatangkan dari China karena harganya yang lebih murah. Selain dari Negeri Panda, ada juga peralatan dari Jepang.

"Kalau yang murah dari China. Kalau Jepang lebih mahal sekitar 1,5 kali hingga 2 kali harganya," ujarnya.

Pelaku industri otomotif khawatir kenaikan upah buruh di Jawa Barat membuat daya saing industri otomotif nasional semakin tertekan. Saat ini mayoritas perusahaan otomotif membangun basis produsinya di Jawa Barat seperti Grup Toyota, Isuzu, Hino, Nissan, Mitsubishi dan lainnya.

Pada 2020 UMK di Jawa Barat khususnya di Karawang, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi yang merupakan daerah basis produksi otomotif akan menjadi yang tertinggi secara nasional karena berada pada kisaran Rp4,5 juta. Jika ditelisik, 5 tahun lalu, UMK di tiga kabupaten/kota di atas pada kisaran 2,5 juta, sehingga dalam 5 tahun UMK telah naik sekitar 80%-an.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Galih Kurniawan
Terkini