Konten Premium

Investasi Pangan Rp8,95 Triliun demi Ekspor

Bisnis.com,03 Des 2019, 16:41 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Petani memanen padi di areal persawahan kawasan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (22/1/2019)./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah berniat mendorong program penghiliran komoditas tanaman pangan pada 2020, demi mendukung peningkatan ekspor dari subsektor ini.
 
Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan investasi bakal diarahkan pada klasterisasi penanaman dan penghiliran untuk menambah nilai produk tanaman pangan. Nilai investasinya diperkirakan mencapai Rp8,95 triliun. 
 
Angka tersebut bakal digunakan untuk mengerek kinerja industri pengolahan tujuh jenis tanaman pangan, yakni padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. 
 
“Supaya ekspor tinggi kita harus hilirisasi produk-produk pangan. Dengan demikian ada nilai tambah di kita. Kalau saya hitung-hitung, kebutuhan investasinya sekitar Rp8 triliun untuk hilirisasi 7 produk tanaman pangan. Seperti jagung saja, potensi produk turunannya bisa mencapai 43 jenis,” papar Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi usai rapat koordinasi dengan pelaku usaha di kantornya, Jakarta, Senin (2/12/2019).

Petani mengupas kulit jagung menjelang panen di Desa Polagan, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Kamis (3/1/2019)./ANTARA FOTO-Saiful Bahri
 
Dia mengungkapkan sejumlah daerah telah masuk radar karena dinilai potensial. Untuk pengolahan jagung di Nusa Tenggara Timur (NTT) misalnya, diklaim sudah ada investor asal Rusia yang berminat.
 
“Ada juga yang berminat investasi di stevia dan gandum. Untuk tanaman sorgum juga ada yang berminat masuk. Di kacang hijau juga pabrik pengolah siap menyerap produksi petani, 10 persen produksi kita sudah ekspor,” terang Suwandi.
 
Dia turut menyinggung ketersediaan benih unggul serta peningkatan luas tanam untuk merealisasikan program ini. Suwandi tak menyangkal data produksi menjadi salah satu bahan evaluasi yang bakal dijadikan acuan. 
 
Indeks pertanaman pun disebutnya akan digenjot dan diiringi dengan penyederhanaan regulasi.
 
“Kami sudah mempermudah regulasi. Sekarang lebih bagaimana mempertemukan produsen dengan pelaku usaha. Kalau ketemu modelnya, lalu dipasarkan. Eksportir kan sudah tahu pasarnya di mana,” ujarnya.
 
Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan menargetkan produksi tanaman pangan mampu menembus 103,13 juta ton pada 2020. Hasil ini diperoleh dari perkiraan luas panen secara total sebesar 17,75 juta hektare (ha).
 
Dengan penguatan pengolahan pangan ini, volume ekspor diharapkan dapat mencapai 582.000 ton dengan kontribusi terbesar berasal dari produk olahan jagung serta kacang hijau, yang masing-masing berjumlah 247.455 ton dan 172.234 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  Konten Premium

Anda sedang membaca Konten Premium

Silakan daftar GRATIS atau LOGIN untuk melanjutkan membaca artikel ini.

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini