Akses Logistik untuk Petambak Garam Perlu Diperluas

Bisnis.com,04 Des 2019, 15:56 WIB
Penulis: Desyinta Nuraini
Petani garam Amed memanen garam menggunakan alat tradisional. JIBI/BISNIS-Feri Kristianto

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo berharap pembangunan infrastruktur menyasar ke pelosok dan wilayah paling ujung Indonesia untuk mempermudah akses pelaku usaha, khususnya petambak garam dalam hal pengiriman logistik. 

Dengan begitu, kata Edhy, tidak akan ada lagi petambak garam yang ongkos angkutnya lima kali lipat dari harga garam yang diterima. 

"Ngangkut garam ongkosnya sampai Rp1.200 [per kilogram], harga garam nya cuma Rp200 [per kilogram]," ujarnya saat Rakornas KKP di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (4/12/2019).

Dalam hitungan karung, tambah Edhy, petani bisa menanggung biaya angkut sampai Rp12.000  dengan asumsi muatan 10 kilogram. Biaya logistik yang cukup tinggi ini memberatkan para petambak.

Edhy menuturkan tak perlu jalan besar atau aspal tebal, asalkan muat angkutan kendaraan dan jalanan yang tidak rusak. "Ini kita mulai dari yang terkecil dan yang paling bisa kita lakukan dulu," imbuhnya.

Soal dimana saja infrastruktur jalan yang perlu dibangun, Edhy mengaku akan mengevaluasinya terlebih dahulu dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Bukan hanya tambak garam, menurutnya infrastruktur juga harus disediakan pula pada lokasi tambak udang.

Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menuturkan pihaknya akan merevitalisasi tambak garam dalam rangka meningkatkan produksi garam rakyat. Pihaknya memberi dukungan infrastruktur tata air tambak. 

"Tambak garam di Indramayu misalnya sudah direvitalisasi 8.000 hektare," tuturnya.

Selain melakukan revitalisasi, Kementerian PUPR juga akan membangun 410.000 hektare dan merehabilitasi 3.740 hektare tambak garam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Lucky Leonard
Terkini