Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mengincar wholesale funding senilai US$1,5 miliar pada tahun depan. Rencananya penggalangan dana non konvensional tersebut akan dilakukan melalui penawaran umum berkelanjutan (PUB) dan global bonds.
Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan bahwa PUB tersebut melanjutkan tahap I yang telah selesai. “Tidak harus awal tahun [penerbitannya]. Tahun depan,” katanya usai menghadiri Mandiri Market Outlook 2020 di Jakarta, Rabu (4/12/2019).
Sebelumnya Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan menjelaskan bahwa penerbitan surat utang menjadi menarik pada 2020, satu di antaranya karena memasuki era suku bunga rendah. “Kami punya pemikiran untuk ambil valas dan rupiah. Kami tunggu OJK [Otoritas Jasa Keuangan] dulu kasih persetujuan,” jelas Panji belum lama ini.
Dalam rapat dengan anggota DPR, emiten berkode BMRI ini menyampaikan target pertumbuhan kredit tahun depan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun ini. Pada saat yang sama bank memperkirakan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan 2019.
Berdasarkan paparan kepada Komisi XI DPR, Bank Mandiri mengejar tutup buku 2020 dengan pertumbuhan kredit sebesar 10% hingga 11% secara tahunan (year-on-year/yoy). Bank memproyeksi akhir tahun ini fungsi intermediasi akan tumbuh 7% yoy hingga 9% yoy.
Sementara itu DPK bank diperkirakan akan naik 8% yoy hingga 9% yoy. Padahal akhir tahun ini bank memperkirakan DPK masih dapat tumbuh 10% yoy hingga 11% yoy.
Berdasarkan data dari presentasi perusahaan, per September 2019 surat berharga yang diterbitkan bank sebesar Rp31,9 triliun atau naik 62,8% secara tahunan (year-on-year/yoy). Hal ini sejalan dengan beban dana dari surat berharga yang naik 72,2% yoy pada periode yang sama.
Adapun pada awal kuartal II/2019 Bank Mandiri meluncurkan emisi global bonds sebesar US$750 juta dengan tenor lima tahun dan kupon 3,75%. Manajemen sempat menyatakan bahwa aksi korporasi penghimpunan dana valuta asing menjadi prioritas untuk memperbaiki struktur pendanaan valas yang sempat mengetat pada akhir 2018.
Dalam proses bookbuilding surat utang yang jatuh tempo pada 11 April 2024 tersebut akan digunakan untuk tujuan umum perseroan. Kala itu BMRI mengklaim menerima permintaan hingga melebihi US$3 miliar atau kelebihan permintaan empat kali dari nilai yang diterbitkan.
Sementara itu per kuartal III/2019, BMRI menyalurkan kredit sebesar Rp842 triliun atau naik 7,8% yoy. Sebanyak 45% diserap oleh debitur korporasi, 43% komersial, usaha kecil dan menengah, serta mikro, dan sisanya atau 12% konsumer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel