Anggota DPR Sebut Ada yang Salah dengan Manajemen Garuda

Bisnis.com,06 Des 2019, 18:20 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Pesawat Garuda Indonesia saat mendara di salah satu bandara./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Kabar24.com, JAKARTA — Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay mengatakan kasus penyelundupan oleh yang melibatkan PT Garuda Indonesia Tbk. seperti mengungkap satu fakta dari kejanggalan pengelolaan perusahaan itu sebagai perusahaan negara.

"Garuda itu seakan milik dirutnya. Karena itu, dia bisa dengan mudah menitipkan barang melintasi batas negara dan benua," kata Saleh kepada wartawan, Jumat (6/12/2019).

Saleh menyampaikan hal itu menanggapi tindakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang mencopot Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara.

Pencopotan dilakukan terkait skandal penyelundupan Harley Davidson dan Brompton.

Terkait dengan kasus itu dia mengharapkan keberanian dan ketegasan Menteri BUMN Erick Thohir bukan hanya gebrakan di awal periode. Tindakan berani itu, katanya, diharapkan terus berlanjut selama Erick memimpin kementerian.

"Diharapkan, langkah ini bukan hanya langkah populis di awal periode. Tapi, sangat diperlukan untuk dilanjutkan pada masa berikutnya," ujar Saleh.

Menurut Saleh, tindakan Erick tidak perlu diperdebatkan. Alasannya, upaya penyelendupan di pesawat Garuda adalah penyalahgunaan wewenang.

“Itu kan jelas ada kesalahan. Tidak bisa ditolerir. Harus diambil tindakan tegas," ujar Saleh.

Dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Keuangan kemarin, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa kasus penyelundupan Harley Davidson seri Shovelhead itu dijalankan secara sistematis oleh jajaran pegawai Garuda hingga pimpinan puncaknya.

“Inilah yang membuat kami sedih. Di saat kami ingin membangun citra BUMN dan meningkatkan kinerjanya, ada oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang melakukan hal seperti ini,” kata Erick.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Stefanus Arief Setiaji
Terkini