Permintaan Anjlok, Industri Daur Ulang Plastik Ketar-ketir

Bisnis.com,11 Des 2019, 15:18 WIB
Penulis: Andi M. Arief
ilustrasi/phys.org

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi) menyatakan pelaku industri di Tanah Air menghadapi tantangan berat untuk bertahan.

“Permintaan plastik daur ulang menurun drastis akibat harga plastik virgin turun gara-gara perang dagang. Peraturan Menteri Perdagangan No.84/2019 mematikan industri daur ulang plastik dan industri kertas. Kalau keadaan tidak berubah, akan banyak pabrik daur ulang plastik yang bangkrut,” ujar Ketua Adupi Christine Halim kepada Bisnis belum lama ini.

Menurutnya, industri daur ulang plastik di dalam negeri mampu mendaur ulang plastik botol sekali pakai hingga plastik pada produk-produk elektronika.

Christine mengatakan industri daur ulang plastik lokal baru dapat mendaur ulang 60% plastik polyethylene terapthalate (PET). Adapun, minimnya data yang disajikan pemerintah membuat data daur ualng jenis plastiknya masih belum diketahui. Namun, Christine meyakini industri daur ulang plastik nasional mampu mendaur ulang semua jenis plastik.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik (Inaplas) Fajar Budiyono mencatat utilitas industri daur ulang plastik baru mencapai 70%. Kemampuan industri daur ulang masih belum optimal lantaran daur ulang beberapa jenis plastik membutuhkan biaya tinggi.

“Karena tercampur dan basah, harusnya itu yang diperbaiki,” katanya.

Fajar mengatakan permasalahan utama industri plastik adalah manajemen dan budaya pengelolaan sampah di masyarakat. Menurutnya, pemilahan dan pengeringan sampah plastik memakan 40% dari biaya produksi pada industri daur ulang plastik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Galih Kurniawan
Terkini