AS-China Sepakat, Rupiah Berpotensi Menguat

Bisnis.com,15 Des 2019, 18:21 WIB
Penulis: Finna U. Ulfah
Karyawan menata uang rupiah di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Rabu (10/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Rupiah berpotensi menguat pada perdagangan pekan ini dan terus menguji level psikologis Rp13.900 per dolar AS seiring dengan tercapainya kesepakatan perdagangan fase pertama AS dan China.

Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi menguat didorong berkurangnya kekhawatiran pasar terhadap negosiasi dagang setelah pernyataan sepakat dari pejabat China dan AS, sehingga meningkatkan minat investasi aset berisiko.

“Rupiah berpotensi menguat ke Rp13.900 per dolar AS dengan resisten di kisaran Rp14.050 per dolar AS untuk perdagangan Senin (16/12/2019),” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (15/12).

Kendati demikian, penguatan yang terjadi dinilai tidak akan terlalu signifikan karena dalam kesepakatan tahap pertama tersebut, Pemerintah AS hanya menunda tarif yang seharusnya berlaku pada 15 Desember 2019, tetapi tidak menghilangkan tarif impor sebelumnya.

Selain itu, belum jelas pula jumlah produk pertanian AS yang akan dibeli oleh China. Padahal, hal inilah yang sesungguhnya dinantikan oleh pasar.

Ariston menambahkan fokus pasar pada perdagangan Senin (16/12), juga akan terkait perilisan neraca perdagangan Indonesia yang diprediksi mengalami defisit sebesar US$130 juta.

“Mungkin bisa menahan penguatan rupiah kalau nanti defisit neraca perdagangan dirilis lebih besar daripada prediksi pasar,” tuturnya.

Di sisi lain, ekonom Pefindo Fikri C. Permana menyampaikan pada perdagangan pekan ini, rupiah masih akan cenderung bergerak stabil, walaupun diuntungkan oleh kondisi ketegangan hubungan dagang AS dan China yang telah mereda.

Dia menilai kemungkinan indeks dolar AS yang akan berbalik menguat dan sikap investor yang mulai mengambil aksi ambil untung seiring dengan libur panjang di beberapa negara maju, kurang mendorong selera investasi aset berisiko yang seharusnya mendorong arus masuk ke negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Pada pekan ini, rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp13.930 per dolar AS hingga Rp14.080 per dolar AS,” sebutnya saat dihubungi Bisnis.

Pada penutupan perdagangan Jumat (13/12), rupiah berada di level Rp13.990 per dolar AS, menguat 0,3 persen atau 42,5 poin. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak melemah 0,23 persen menjadi 97,12.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini