Penjualan Mobil Eropa Diprediksi Stagnan

Bisnis.com,17 Des 2019, 15:20 WIB
Penulis: Nirmala Aninda

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Produsen Mobil Eropa menyampaikan bahwa kenaikan penjualan bulanan pada November sebesar 4,5% tidak cukup untuk mendorong pertumbuhan sepanjang tahun 2019.

Penjualan kumulatif sejak Januari masih terhitung turun sebesar 0,3% di tengah tekanan pada ekonomi, perang dagang, serta perlambatan industri yang meluas.

Empat dari lima pasar terbesar di kawasan Eropa mencatat penurunan penjualan sejak awal tahun.

"Seperti ekspansi pada 2 bulan sebelumnya, kenaikan pada November dibantu oleh perbandingan angka pada 2018 yang relatif rendah, saat penjualan mobil turun tajam di tengah proses adaptasi dengan aturan emisi yang baru," dikutip melalui Bloomberg, Selasa (17/12/2019).

Jerman, di sisi lain, mencatatkan peningkatan penjualan sebesar 3,9% sepanjang tahun ini.

Untuk menghindari penurunan secara keseluruhan pada 2019, penjualan mobil Eropa harus meningkat sekitar 4,2% pada Desember dibandingkan dengan tahun lalu.

Pada 2018, penjualan setahun penuh turun 0,04%.

Statistik regional terbaru mengindikasikan 2019 menjadi tahun yang lesu.

Industri ini berjuang melawan perlambatan tetapi pada saat yang sama berada di bawah tekanan untuk menghabiskan banyak uang guna mengembangkan produk kendaraan bertenaga listrik dan self-driving.

Beberapa pembuat mobil telah memperdalam kerja sama atau memutuskan untuk merger dengan produsen lain.

Bloomberg News mencatat bahwa dalam rangka efisiensi, produsen di seluruh dunia akan menghapus lebih dari 80.000 lapangan kerja untuk beberapa tahun mendatang.

Kendaraan listrik akan menjadi fokus pada 2020 untuk Eropa, di mana pembuat mobil dapat dikenakan hukuman berat karena menjual mobil yang berpolusi.

Menurut BloombergNEF, penjualan kendaraan listrik dan hibrida (pure electric and hybrid vehicle) diperkirakan akan tumbuh 35% dalam 9 bulan pertama tahun ini, meskipun dukungannya terhadap pertumbuhan keseluruhan masih relatif kecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Achmad Aris
Terkini