Konten Premium

Budak Modern di Laut Lepas

Bisnis.com,18 Des 2019, 17:42 WIB
Penulis: Rezha Hadyan
Nelayan migran dari Myanmar bekerja di sebuah kapal penangkap ikan yang berlabuh di Ban Nam Khem, Thailand, Minggu (14/12/2014)./Reuters-Damir Sagolj

Bisnis.com, JAKARTA — "Dari laporan yang mewawancarai 34 ABK [Anak Buah Kapal] itu, perbudakan masih terjadi saat ini, sangat jelas, dan kami menduga terjadinya pembiaran atas perbudakan tersebut," kata Juru Kampanye Laut Greenpeace Asia Tenggara Arifsyah Nasution di Jakarta, Senin (9/12/2019).

Hal itu disampaikannya dalam presentasi hasil laporan "Ketika Laut Menjerat: Perjalanan Menuju Perbudakan Modern di Laut Lepas", yang dilakukan oleh Greenpeace Asia Tenggara.

Laporan itu memperlihatkan potret kehidupan dan kondisi pekerjaan para ABK, yang kebanyakan berasal dari Indonesia dan Filipina. Para ABK itu bekerja di kapal penangkap ikan yang sebagian besar berbendera China dan Taiwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  Konten Premium

Anda sedang membaca Konten Premium

Silakan daftar GRATIS atau LOGIN untuk melanjutkan membaca artikel ini.

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini