Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo berharap usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berkontribusi semakin besar terhadap kinerja ekspor Tanah Air. Hal itu disampaikan dalam pidato pembukaan acara UMKM Export BRIlianPreneur 2019 di Jakarta, Jumat (20/12/2019).
Namun bila melihat dari sisi pembiayaan perbankan kepada sektor tersebut, rasio kredit UMKM stagnan selama 5 tahun terakhir.
Berdasarkan data Bank Indonesia, kredit UMKM selalu tumbuh di atas total porfotolio pembiayaan perbankan. Per Oktober 2019, sektor tersebut mencatat kenaikan sebesar 9,5% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp1.042, 2 triliun. Pada saat yang sama funsi intermediasi bank secara total tumbuh 6,6% yoy menjadi Rp5.531,4 triliun.
Pertumbuhan di atas rata-rata industri tersebut terjadi sejak paruh kedua tahun ini. Akan tetapi hal tersebut belum kuat untuk mendorong rasio UMKM melampaui cita-cita Bank Indonesia. Menurut Peraturan Bank Indonesia 17/12/PBI/2015, perbankan diharuskan memiliki portofolio pembiayaan UMKM sebesar 20% pada 2018.
Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), berdasarkan kelompok bank, hanya bank pelat merah yang memenuhi rasio kredit UMKM terhadap total kredit lebih dari 20%. Tanpa bank milik negara, industri perbankan hanya mencatat rasio kredit UMKM sebesar 13,6% per September 2019.
Data OJK mencatat bahwa bank asing dan campuran memiliki rasio kredit UMKM paling rendah. Kelompok bank ini sepanjang 2019 hanya berhasil membukukan rasio sekitar 2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel