Kementerian BUMN Percepat Pemangkasan Impor Migas

Bisnis.com,23 Des 2019, 10:20 WIB
Penulis: Annisa Sulistyo Rini
Kilang minyak di Lapangan Banyu Urip Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (8/12/2016)./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian BUMN terus berupaya mengurangi impor sektor minyak dan gas untuk memperbaiki neraca transaksi berjalan sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

Dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Senin (23/12/2019), Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan ada beberapa langkah yang telah dilakukan.

Pertama, mempercepat restrukturisasi keuangan Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) dari target awal pada 2020 menjadi akhir 2019. Dengan demikian, TPPI bisa beroperasi maksimal dalam 3 tahun ke depan.

"Alhamdulillah, rencana besar Presiden [Jokowi] hari ini sudah dua yang menjadi konkret. Pertama, TPPI yang sejak 2012 dinyatakan default pengoperasian belum berjalan baik, saat ini restrukturisasi keuangan sudah berjalan baik, sehingga perusahaan bisa berjalan sehat," ujarnya.

Progres TPPI tersebut diklaim bisa berjalan dengan baik melalui kerja sama antara Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan Kementerian ESDM. Erick memastikan TPPI dapat beroperasi maksimal.

Kedua, lompatan di sektor energi melalui implementasi B30. Pada Senin (23/12), Pertamina resmi meluncurkan B30 yang mampu mengurangi impor migas dengan memaksimalkan penggunaan fatty acid methyl ester (FAME) yang dicampur ke dalam solar.

Erick menuturkan penggunaan B30 juga bisa mempercepat agar ketergantungan terhadap impor berkurang sehingga Indonesia lebih kompetitif dan efisien.

"Ini juga bagian dari agenda besar yang sudah dicanangkan Presiden," tuturnya.

Seperti diketahui, dalam penyaluran B30, Pertamina telah bekerja sama dengan 18 Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BUBBN). Perusahaan pelat merah itu telah menyiapkan 28 titik penerimaan FAME untuk B30, di antaranya di Medan, Dumai, Siak, Teluk Kabung, Plaju, Panjang, Tanjung Gerem, Bandung Group, Tanjung Uban, dan Jakarta Group.

Selain itu, masih ada di Cikampek, Balongan, Tasikmalaya Group, Cilacap Group, Semarang Group, Tanjung Wangi, Surabaya, Tuban, Boyolali, Rewulu, Bitung, Balikpapan Group, Kasim, Kotabaru Group, Makassar, Manggis, Kupang, dan STS Pontianak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini