Menjelang 2020, Resesi Global masih Bayangi Pasar Modal

Bisnis.com,26 Des 2019, 05:00 WIB
Penulis: Novita Sari Simamora
Pengunjungi mengamati layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (15/11/2019)./ANTARA -Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar modal Indonesia masih akan dihantui oleh resesi dunia. Kondisi ini bakal menekan arus investasi ke Indonesia.

Peneliti Senior PT Bursa Efek Indonesia Poltak Hotradero mengungkapkan bahwa pasar modal akan menghadapi risiko terjadinya resesi dunia. Akan tetapi, risiko tersebut dalam tren menurun bila melihat angka pertumbuhan, tingkat pengangguran dan respons bank sentral Amerika.

"Namun melemahnya pertumbuhan ekonomi di banyak negara mulai dari China dan India hingga kawasan Eropa akan cukup berpengaruh terhadap Indonesia dan arus investasi ke Indonesia," ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (25/12/2019).

Senada, Bank Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi dunia melambat, akan tetapi ketidakpastian pasar keuangan global menurun. Terdapat sejumlah perkembangan positif terkait dengan perundingan perang dagang antara AS-Tiongkok serta proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit), meskipun sejumlah risiko geopolitik masih berlanjut.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko mengungkapkan pertumbuhan ekonomi dunia diprakirakan 3,0% pada 2019, menurun dari 3,6% pada 2018, dan kemudian pulih terbatas menjadi 3,1% pada 2020, ditopang pertumbuhan negara berkembang.

Onny memprakirakan bahwa PDB AS dan Tiongkok melambat dipengaruhi terbatasnya stimulus dan dampak pengenaan tarif yang sudah terjadi. Ekonomi India juga menurun dipengaruhi konsolidasi di sektor riil dan sektor keuangan, baik bank maupun nonbank.

Di sisi lain, perbaikan mulai terlihat pada Eropa dan Jepang, meskipun masih relatif terbatas, ditopang permintaan domestik yang membaik. Kemajuan dalam perundingan perdagangan antara AS-Tiongkok juga berdampak pada menurunnya risiko di pasar keuangan global serta mendorong berlanjutnya aliran masuk modal asing ke negara berkembang.

Bank Indonesia menilai prospek ekonomi global dipengaruhi kemajuan trade deal AS-Tiongkok, pemanfaatan trade diversion negara berkembang, efektivitas stimulus fiskal dan pelonggaran kebijakan moneter, serta kondisi geopolitik. Prospek pemulihan global tersebut menjadi perhatian karena dapat memengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi domestik dan arus masuk modal asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini