BNI Proyeksi Kredit Tumbuh Hingga 15 Persen pada 2020

Bisnis.com,27 Des 2019, 13:35 WIB
Penulis: Novita Sari Simamora
Karyawan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memberikan penjelasan pada pengunjungpameran dagang produk dan jasa Indonesia berskala internasional yang digelar oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendag RI), 16-20 Oktober 2019, di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD./Bisnis-istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI) memproyeksikan pertumbuhan kredit berkisar 13%-15% dan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) berkisar 11%-13%.

Anggoro Eko Cahyo, Direktur Bisnis Konsumer PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI) mengungkapkan bahwa target indikatif BNI ini berada di atas proyeksi perbankan nasional yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Kedua lembaga otoritas tersebut memproyeksikan pertumbuhan kredit berkisar 11%-13% dan pertumbuhan DPK berkisar 9%-11%.

Menurutnya, proyeksi target BNI yang berada di atas proyeksi industri perbankan tersebut telah mempertimbangkan faktor eksternal dan domestik yang diyakini perkembangannya mengarah ke perbaikan.

"Target kredit kami sekitar 13%-15% dan DPK sekitar 11%--13% pada 2020. Sinergi dengan anak-anak perusahaan sudah kami siapkan pula sehingga kinerja BNI Group akan terus membaik dan berkesinambungan," ungkapnya kepada Bisnis, Kamis (26/12/2019).

Adapun faktor eksternal, tekanan perang dagang, Brexit dan risiko geopolitik berangsur-angsur mereda. Anggoro menilai harga sebagian komoditas pun membaik seiring proyeksi membaiknya perekonomian global yang dimotori oleh perekonomian negara-negara berkembang (EMs) di Asia, termasuk Indonesia.

Dari faktor domestik, katanya, perkembangan ekonomi tetap stabil dan membaik disertai bauran kebijakan moneter dan fiskal yang sama-sama akomodatif, counter-cyclical dan pro pertumbuhan menjadi pertimbangan utamanya.

Anggoro menuturkan, penyaluran kredit BNI bakal prioritaskan ke sektor-sektor ekonomi yang sudah dipetakan dengan baik di tingkat nasional maupun wilayah/regional. Tentu saja upaya menjaga kualitas aset menjadi prioritas utama perseroan.

Selain itu, untuk menambah likuisitas, perseroan juga telah melakukan pemetaan dana murah baik di level nasional maupun wilayah/regional. Anggoro menuturkan bahwa strategi peningkatan fee based income pun sudah disiapkan dengan baik melalui konsep supply chain financing, cross selling maupun optimalisasi electronic banking transactions.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini